Tautan-tautan Akses

Australia Terpecah soal Hak Suara Penduduk Asli untuk Parlemen


Para demonstran, sebagian besar warga Aborigin, melakukan aksi unjuk rasa menandai peringatan 50 tahun "Hari Australia" di Canberra (foto: ilustrasi).
Para demonstran, sebagian besar warga Aborigin, melakukan aksi unjuk rasa menandai peringatan 50 tahun "Hari Australia" di Canberra (foto: ilustrasi).

Australia berencana mengadakan referendum untuk mengesahkan penyertaan suara penduduk asli dalam politik. Pegiat percaya, itu akan membantu mengatasi ketidaksetaraan yang mendalam, tetapi tidak semua orang sependapat.

Pemerintah Partai Buruh Australia, yang baru-baru ini terpilih, ingin mengubah konstitusi untuk mengakui orang-orang First Nations, sebutan untuk penduduk asli. Partai juga berencana mewajibkan penyelenggaraan konsultasi dengan mereka tentang keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka dengan menambahkan apa yang disebut Suara Pribumi ke parlemen.

Konstitusi Australia hanya dapat diubah melalui referendum, atau pemungutan suara nasional.

Partai Buruh telah meminta dukungan internasional bagi reformasi yang diusulkannya guna membantu penduduk asli.

Mantan bintang bola basket Amerika Shaquille O'Neal, yang dikenal karena mengampanyekan keadilan sosial, berada di Canberra akhir pekan lalu. Dia telah menyatakan kesediaan untuk tampil dalam video yang mempromosikan rencana Partai Buruh.

Tanggal untuk referendum belum ditetapkan.

Eddie Synot, ketua komunitas Aborigin, mengatakan ini saatnya penduduk asli negara itu diakui secara resmi. “Apa yang kami hadapi kini adalah semacam gagasan prinsip pertama bahwa ada bagian simbolis dari pengakuan dan tempat yang tepat bagi First Nations. Tetapi juga, gagasan mendasar dan sederhana bahwa penduduk asli, memiliki masalah khusus, memiliki hak sebagai penduduk asli. Suara kami harus didengar dalam keputusan yang memengaruhi kami,” tandasnya.

Sayangnya, rencana itu tidak sepenuhnya didukung masyarakat Australia. Sebagian pemimpin masyarakat pribumi ini, termasuk senator Partai Hijau Lidia Thorpe, anggota parlemen federal, menilai itu "pemborosan uang." Menurutnya, dana untuk referendum akan lebih baik digunakan untuk komunitas Aborigin.

Para kritikus berpendapat, Suara Penduduk Asli untuk Parlemen bukan jawaban atas krisis yang dihadapi komunitas First Nations.

David Littleproud, ketua Partai Nasional yang beroposisi, juga khawatir akan kurangnya detail rencana tersebut. “Kami belum menerima detail untuk pemberian suara. Menurut saya, semua orang Australia memulainya dari awal dan area kebijakan ini sarat niat baik, tetapi tidak banyak yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu.”

Masih ada kesenjangan besar dalam kesehatan dan kesejahteraan penduduk asli dan warga Australia lainnya. Usia harapan hidup mereka sampai 10 tahun lebih pendek. Angka kemiskinan, pengangguran dan pemenjaraan sangat tinggi di kalangan mereka.

Tokoh-tokoh masyarakat juga berpendapat bahwa sistem peradilan pidana dan penegakan hukum secara sistemik rasis.

Australia Terpecah soal Hak Suara Penduduk Asli untuk Parlemen
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:49 0:00

Penyelidikan dimulai Senin atas kematian seorang remaja Aborigin yang ditembak mati polisi di Australia Tengah. Petugas itu dinyatakan tidak bersalah atas pembunuhan pada Maret, tetapi advokat penduduk asli meminta forensik menyelidiki dugaan penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi di permukiman penduduk asli yang terpencil.

Konstitusi Australia, yang berlaku mulai 1901, tidak mengacu pada penduduk asli negara itu. Padahal, mereka sudah tinggal di sana selama 65.000 tahun, menurut beberapa catatan. [ka/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG