Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan Selasa (7/3) bahwa negaranya bermaksud bekerja lebih dekat dengan Indonesia dalam hal keamanan maritim, tapi tidak ada rencana untuk kedua negara melakukan patroli-patroli gabungan di Laut China Selatan.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Australia bulan lalu, Presiden Joko Widodo mengatakan ia ingin melihat adanya patroli gabungan dan berniat membicarakan ide itu dengan Turnbull, tapi hanya jika hal itu tidak akan meningkatkan ketegangan dengan China.
"Kami tidak akan mengambil tindakan apa pun yang akan meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan," ujar Turnbull, ketika ditanya wartawan apakah Indonesia telah memunculkan prospek melakukan patroli gabungan.
"Komitmen kami adalah meningkatkan kerjasama dengan satu sama lain dalam hal keamanan maritim. Jadi kita berbicara mengenai lebih banyak kolaborasi, koordinasi, tapi belum ada yang lebih jauh dari itu," tambah Turnbull, yang sedang ada di Jakarta untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi 21 anggota Asosiasi Lingkar Samudera Hindia (IORA).
Menteri Koordinasi bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Luhut Pandjaitan, juga mengatakan setelah bertemu Menteri Luar Negeri Julie Bishop hari Senin bahwa ia tidak membayangkan adanya patroli gabungan meskipun ada wilayah-wilayah lain untuk bekerjasama.
"Saya tidak tahu apakah perlu bagi kita melakukan patroli gabungan di sana, tapi yang jelas, untuk aktivitas ekonomi, kita dapat melakukannya," ujar Luhut.
China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, jalur perdagangan bernilai sekitar US$5 triliun setiap tahun. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga punya klaim-klaim atas bagian-bagian laut perairan tersebut.
Indonesia mengambil posisi netral di Laut China Selatan, bertindak sebagai penyangga antara China dan negara anggota ASEAN yang memiliki pertaruhan paling besar, yakni Filipina dan Vietnam.
Namun pemerintah marah ketika China mengatakan kedua negara memiliki "klaim yang tumpang tindih" di perairan dekat Kepulauan Natuna dan mengadakan latihan militer skala besar di pinggir Laut China Selatan Oktober lalu.
Australia, yang menyatakan tidak berpihak dalam sengketa-sengketa Laut China Selatan namun telah mendukung aktivitas-aktivitas kebebasan navigasi AS di wilayah ini, telah membangun kembali hubungan dengan Indonesia menyusul pertengkaran soal militer. [hd]