Australia, Kamis (27/2), berjanji akan tetap menjadi donor bantuan terbesar di Pasifik Selatan dalam pembicaraan keamanan dan ekonomi dengan Vanuatu, sementara Canberra mengkaji potensi dampak pemotongan bantuan luar negeri Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Pasifik.
"Australia akan selalu ada untuk kalian," kata Menteri Pembangunan Internasional Australia Pat Conroy dalam konferensi pers di ibu kota Vanuatu, Port Vila.
Conroy, yang mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Vanuatu Jotham Napat, menjanjikan tambahan dukungan anggaran langsung $3,2 juta untuk Vanuatu setelah gempa pada Desember lalu meratakan gedung-gedung komersial dan menewaskan 16 orang. Ia menambahkan bahwa "Ada persaingan geostrategis yang terjadi di Pasifik karena kekuatan besar mulai tertarik pada kawasan kami, tetapi kami bangga menjadi mitra pembangunan terbesar. Australia sudah ada di Vanuatu "jauh sebelum negara lain, baik Amerika Serikat maupun China, mulai tertarik pada Pasifik."
China adalah donor bilateral terbesar kedua bagi Kepulauan Pasifik tersebut setelah Australia, menurut laporan Lowy Institute tentang bantuan untuk kawasan tersebut pada November 2024.
Australia dan sekutu keamanan utamanya, Amerika Serikat, merasa khawatir akan pengaruh China yang semakin besar di Pasifik Selatan. Instruksi Trump untuk memangkas bantuan asing telah membuat khawatir negara-negara kecil kepulauan di kawasan tersebut.
Pejabat-pejabat Australia mengatakan mereka sedang meninjau potensi dampak pemotongan dana pemerintahan Trump untuk Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
Dalam beberapa tahun ini, Vanuatu semakin dekat dengan China, yang merupakan kreditor eksternal terbesarnya setelah satu dekade pinjaman infrastruktur untuk konstruksi, termasuk kantor baru presiden tahun lalu.
Angkatan Laut China membuat Australia kesal karena mengadakan latihan militer baru-baru ini di Laut Tasman yang terletak antara Australia dan Selandia Baru. Angkatan Laut China juga telah berulang kali melakukan kunjungan pelabuhan ke Vanuatu, yang dermaganya diperluas dengan pendanaan Beijing.
Perjanjian keamanan yang ditandatangani Australia dan Vanuatu pada 2022 belum diratifikasi oleh parlemen Vanuatu, yang telah mengalami periode ketidakstabilan politik yang tinggi. Napat adalah perdana menteri keempat sejak 2022. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah membahas kerja sama ekonomi dan keamanan dengan Australia. [ka/ab]
Forum