Australia, Selasa (20/6) mengumumkan pihaknya untuk sementara telah menghentikan serangan udara pasukannya di Suriah.
Keputusan itu diambil beberapa hari setelah pesawat tempur Amerika menembak jatuh sebuah pesawat tempur Suriah, dan sekutu Suriah, Rusia, menanggapinya dengan ancaman akan memperlakukan pesawat-pesawat dari koalisi yang dipimpin Amerika yang beroperasi di angkasa Suriah sebagai sasaran.
Australia adalah anggota koalisi yang memulai serangan udara terhadap ISIS di Suriah bulan September tahun 2014.
Dalam pernyataan dari Kementerian Pertahanan Australia mengatakan pihaknya akan memantau keadaan di Suriah dan mengambil keputusan untuk melanjutkan serangan udara disana pada waktu yang tepat. Kementerian itu mengatakan serangan di negara tetangganya Irak, yang juga bagian dari operasi koalisi pimpinan Amerika, akan terus dilakukan.
Amerika Serikat menanggapi dengan kuat hari Senin ancaman Rusia itu.
“Kami akan melakukan apa yang dapat kami lakukan untuk melindungi kepentingan kami,” kata juru bicara Gedung Putih Sean Spicer kepada para wartawan, membela keputusan menembak jatuh pesawat tempur Suriah SU-22 itu yang membom pasukan mitra koalisi dekat kota Tabqah, Suriah. [gp]