Orang dengan HIV yang membutuhkan transplantasi ginjal atau hati, akan dapat menerima organ dari donor dengan HIV, berdasarkan aturan baru yang diumumkan oleh pejabat kesehatan Amerika Serikat pada Selasa (26/11).
Sebelumnya, transplantasi semacam itu hanya dapat dilakukan sebagai bagian dari penelitian. Aturan baru, yang mulai berlaku pada Rabu, diharapkan dapat mempersingkat waktu tunggu untuk mendapatkan organ bagi semua orang, terlepas dari status HIV, dengan meningkatkan jumlah organ yang tersedia.
“Aturan ini menghapus hambatan yang tidak perlu untuk transplantasi ginjal dan hati, memperluas jumlah donor organ, dan memperbaiki hasilnya bagi penerima transplantasi dengan HIV,” kata Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, Xavier Becerra dalam sebuah pernyataan.
Keamanan praktik ini didukung oleh penelitian, termasuk sebuah studi yang diterbitkan bulan lalu di Jurnal Kesehatan New England. Studi tersebut meneliti 198 penerima organ selama empat tahun, membandingkan mereka yang menerima ginjal dari donor yang positif HIV dengan mereka yang ginjalnya berasal dari donor tanpa HIV. Kedua kelompok memiliki tingkat kelangsungan hidup keseluruhan yang sama tinggi dan tingkat penolakan organ yang rendah.
Pada 2010, ahli bedah di Afrika Selatan memberikan bukti pertama bahwa penggunaan organ donor yang positif HIV aman bagi orang dengan HIV. Namun, praktik tersebut tidak diizinkan di Amerika Serikat hingga 2013 ketika pemerintah mencabut larangan dan mengizinkan studi penelitian.
Pada awalnya, penelitian dilakukan dengan donor yang sudah meninggal. Kemudian pada 2019, sebuah tim di Universitas Johns Hopkins di Baltimore melakukan transplantasi ginjal pertama di dunia dari donor hidup dengan HIV ke penerima yang positif HIV. Secara keseluruhan, 500 transplantasi ginjal dan hati dari donor HIV-positif telah dilakukan di AS. [ns/jm]
Forum