Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan, prakarsa untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung empat tahun di negara itu harus menjadi prioritas, namun menolak solusi yang dicapai dengan bantuan mereka yang mendukung terorisme.
Para pejabat Suriah secara rutin menggunakan istilah terorisme untuk merujuk pada apa yang dilakukan mereka yang menentang pemerintah, termasuk para pejuang pemberontak yang memerangi pasukan Suriah selama perang saudara.
Dalam sebuah wawancara yang disiarkan TV Al-Manar, Assad mengungkapkan perlunya pemerintah-pemerintah lain menghentikan apa yang disebutnya sikap yang menentang Suriah.
Seruan internasional untuk menghentikan pertempuran di Suriah dan melangsungkan transisi politik melalui pemilu-pemilu baru sejauh ini tidak menunjukkan kemajuan dalam mengakhiri konflik yang telah menewaskan lebih dari 240 ribu orang sejak Maret 2011.
Presiden Suriah itu mengatakan, jika pemilu dilangsungkan pada masa depan, ia tidak akan mendukung partisipasi para pengawas internasional. Ia mengatakan, pengawasan internasional terhadap pemilu Suriah merupakan campur tangan terhadap kedaulatan negara itu.
Ia juga mengecam AS, yang telah memberi dukungan terhadap para pemberontak Suriah, dengan mengatakan para pemimpin Amerika tidak bisa dipercaya. Sebaliknya, ia memuji Rusia dan usahanya untuk menghidupkan kembali proses perdamaian yang sudah lama mengalami kebuntuan.