Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry bertemu para pemimpin dari sejumlah negara paling otoriter di Asia Tengah untuk memacu kerjasama ekonomi dan keamanan.
Hari Minggu (1/11), Kerry bertemu pejabat dari lima negara bekas Uni Soviet yaitu Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan and Uzbekistan di kota Samarkand, Uzbekistan. Pertemuan yang disebut C5+1 itu juga bertujuan meningkatkan keberadaan Amerika di kawasan tersebut, yang juga menjadi lahan subur perekrutan teroris.
Kerry mengatakan, “Kami akan membahas pertumbuhan ekonomi dan konektivitas, lingkungan alam, keamanan dan stabilitas regional serta dimensi manusia dari hal-hal itu. Saat ini, isu ekonomi dan keamanan sangatlah terkait. Keduanya saling mempengaruhi.”
Maraknya pelanggaran HAM dan suramnya prospek perekonomian di banyak bekas wilayah Soviet diyakini mendorong kaum muda bergabung dengan kelompok-kelompok teroris.
“Kita harus mencegah orang asing ikut bergabung dengan teroris di Timur Tengah. Ada banyak orang Kyrgyzstan yang datang ke Suriah untuk jadi teroris. Karenanya, ada tanggungjawab disini untuk mencegah hal itu,” ujar Kerry.
Amerika ingin mempererat kerjasama dengan Asia Tengah, sebuah kawasan yang rentan terhadap tekanan politik dari Rusia, tekanan ekonomi dari China serta pengaruh ideologi Islam radikal. [th]