Amerika Serikat dan Uni Eropa pada hari Kamis (7/9) mengkritik pernyataan tentang penyiksaan warga Yahudi dan antisemitisme yang dilontarkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Dalam pernyataannya, dinas diplomatik Uni Eropa mengatakan bahwa pernyataan Abbas yang disampaikan akhir Agustus lalu dalam pertemuan Dewan Revolusioner gerakan Fatah pimpinannya adalah pernyataan yang “keliru dan sangat menyesatkan.”
Dalam pernyataannya, Abbas mengatakan bahwa warga Yahudi ditarget oleh Nazi Jerman karena “peran sosial” mereka alih-alih agama mereka.
Abbas telah berulang kali memancing amarah masyarakat internasional dengan pernyatannya mengenai peristiwa Holocaust Nazi, di mana sekitar enam juta orang Yahudi dibunuh, termasuk anggota berbagai kelompok seperti komunitas Roma, orang-orang dengan disabilitas serta minoritas seksual dan gender.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara urusan luar negeri Uni Eropa, yang merupakan salah satu donor utama Otoritas Palestina, menyebut pernyataan Abbas sebagai “penghinaan kepada jutaan korban Holocaust dan keluarga mereka.”
Otoritas Palestina menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas di wilayah yang diduduki Israel sejak perang Timur Tengah tahun 1967, di mana bangsa Palestina berusaha membangun negara merdeka yang berdaulat.
Pernyataan Abbas juga dikutuk oleh duta besar Jerman untuk Israel, Steffen Seibert, yang mengatakan di platform X, yang sebelumnya disebut Twitter: “Bangsa Palestina berhak mendengar kebenaran sejarah dari pemimpin mereka, bukan pemutarbalikan fakta seperti itu.” [rd/jm]
Forum