Tautan-tautan Akses

AS Umumkan Bantuan Rp6,5 Triliun untuk Warga Palestina di Gaza


Menlu AS Antony Blinken (tengah) menghadiri sesi pleno selama konferensi kemanusiaan mendesak untuk Gaza", di Laut Mati di Yordania hari Selasa, 11 Juni 2024.
Menlu AS Antony Blinken (tengah) menghadiri sesi pleno selama konferensi kemanusiaan mendesak untuk Gaza", di Laut Mati di Yordania hari Selasa, 11 Juni 2024.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Selasa (11/6) mengumumkan bantuan kemanusiaan senilai $404 juta dolar (sekitar Rp6,5 triliun) dari AS untuk warga sipil Palestina di Gaza, dalam Konferensi Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza yang digelar di Yordania.

“Hari ini, saya mengumumkan bantuan tambahan senilai $404 juta untuk warga Palestina, di samping lebih dari $1,8 miliar dalam bentuk bantuan pembangunan, ekonomi, dan kemanusiaan yang telah AS berikan sejak tahun 2021,” demikian ungkap Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah konferensi internasional darurat di Yordania.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) itu bertujuan untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, di tengah perang Israel-Hamas yang memasuki bulan kesembilan.

Blinken mengatakan, pemerintahan Presiden AS Joe Biden akan memberikan kontribusi tambahan sebesar $404 juta (sekitar Rp6,5 triliun) itu untuk membantu warga Palestina yang rentan dan terlantar. Bantuan itu berbentuk pengiriman makanan, air minum, layanan kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan dukungan psikososial.

Di konferensi itu, Blinken juga mendesak para pemimpin yang hadir untuk menekan Hamas agar menerima kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.

“Tekan mereka secara terbuka. Tekan mereka secara pribadi. Hamas seharusnya tidak perlu diyakinkan. Lagipula, proposal tersebut hampir sama dengan proposal yang diajukan Hamas sendiri pada tanggal 6 Mei lalu,” tambah Blinken.

KTT “Seruan Aksi: Bantuan Kemanusiaan Mendesak untuk Gaza” dipimpin oleh Raja Yordania, Abdullah II, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, dan Sekjen PBB Antonio Guterres.

Antonio Guterres mengatakan, aliran bantuan kemanusiaan yang penting untuk warga Palestina di Gaza telah merosot hingga dua pertiganya sejak operasi militer Israel di perlintasan perbatasan di Rafah selatan sebulan yang lalu.

Raja Abdullah menyatakan negara-negara harus siap mengerahkan bantuan secepatnya, dan pengiriman dari koridor darat adalah metode yang paling efektif.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi juga menyerukan kepada negara-negara untuk mendesak agar Israel berhenti menggunakan kelaparan sebagai senjata dan mencabut hambatan dalam distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza.

“Penting untuk melindungi warga sipil dan tidak menarget infrastruktur, staf PBB, atau pekerja di sektor medis dan layanan di Jalur Gaza,” ujar Sisi.

AS Umumkan Bantuan Rp6,5 Triliun untuk Warga Palestina di Gaza
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:56 0:00

Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang turut hadir pada konferensi itu, mengungkapkan bahwa Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan masyarakat internasional bertanggung jawab untuk menekan Israel agar membuka semua jalur penyeberangan darat ke Gaza.

Konferensi bantuan kemanusiaan untuk Gaza itu digelar sehari setelah Dewan Keamanan PBB mendukung proposal gencatan senjata dari AS, di mana Hamas telah menanggapi proposal tersebut dengan beberapa “catatan” kesepakatan, kata mediator Qatar dan Mesir pada Selasa (11/6).

Dalam sebuah pernyataan bersama, Kementerian Luar Negeri Qatar dan Mesir menyatakan mereka tengah memeriksa tanggapan tersebut dan akan melanjutkan upaya mediasi bersama dengan AS “sampai kesepakatan tercapai.”

Sebelumnya, Blinken menyampaikan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menegaskan kembali dukungan dan komitmennya terhadap proposal tersebut ketika mereka bertemu pada Senin (10/6) malam. [br/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG