Para jaksa AS pada hari Kamis (6/9) mengumumkan tuntutan terhadap programmer komputer Korea Utara sehubungan dengan serangkaian serangan siber dalam beberapa tahun terakhir, termasuk peretasan terhadap Sony Pictures Entertainment 2014 dan serangan 2016 terhadap bank sentral Bangladesh.
Jaksa mengidentifikasi Park Jin Hyok sebagai peretas, seorang programmer yang bekerja untuk Chosun Expo, sebuah perusahaan yang berkerja dengan pemerintah Korea Utara. Park dan sekelompok peretas tak dikenal lainnya dituduh terlibat dalam "konspirasi luas multi-tahun" untuk melakukan peretasan komputer dan penipuan di seluruh dunia saat beroperasi di luar Korea Utara, China, dan negara-negara lain.
Park, yang menghadapi tuduhan konspirasi untuk melakukan penipuan dan konspirasi untuk melakukan penipuan terkait komputer, masih buron. FBI mengeluarkan poster buron untuknya. Departemen Keuangan mengumumkan sanksi terhadap Park dan Chosun Expo terkait dengan konspirasi.
Serangan siber terhadap Sony diduga dilakukan sebagai pembalasan atas pelepasan film "The Interview," sebuah film yang menggambarkan plot pembunuhan fiktif terhadap pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un. Selama penyusupan, peretas mencuri film dan informasi rahasia lainnya, dan membuat ribuan komputer tidak dapat beroperasi, menurut sebuah pengaduan kriminal yang tidak disegel pada hari Kamis.
Dalam serangan terhadap Bangladesh Bank, yang digambarkan sebagai pencurian siber terbesar dari lembaga keuangan, peretas mencuri $81 juta dari bank, menurut keluhan tersebut.
Para konspirator itu diduga melakukan peretasan "di banyak layanan keuangan lainnya" korban di Amerika Serikat serta negara-negara di Eropa, Asia, Afrika, Amerika Utara, dan Amerika Selatan pada 2015, 2016, 2017 dan 2018.
Menurut aduan tersebut para peretas ini bertanggung jawab terhadap ransom ware yang digunakan tahun 2017 dalam serang siber global yang dikenal sebagai WannaCry. [rw/al]