Amerika mengatakan pihaknya “tidak berniat menggelar operasi tempur darat berskala besar dalam jangka panjang” seperti di Afghanistan atau Irak, dalam peningkatan ofensif terhadap sasaran-sasaran ISIS di Irak dan Suriah.
Menteri Pertahanan Amerika Ashton Carter hari Selasa (27/10) mengatakan perubahan strategi itu akan mencakup lebih banyak serangan udara dan mungkin – serangan darat.
Juru bicara Gedung Putih Eric Schultz hari Rabu (28/10) mendukung pernyataan Carter, dengan menjelaskan bahwa Amerika “mempertahankan kemampuannya untuk melakukan operasi terbatas di Suriah dengan mitra-mitranya sesuai peluang yang ada.”
“Kita tidak bicara tentang serangan berskala penuh atau serangan terhadap kota-kota besar. Kita bicara tentang penyerbuan,” ujar Kolonel Steve Warren – juru bicara koalisi pimpinan Amerika di Irak.
“Ini bukan operasi menempatkan ribuan tentara Amerika dengan dukungan ribuan atau puluhan ribu tentara Irak guna melancarkan operasi ofensif berkelanjutan,” tambahnya.
Dalam dengar pendapat di Kongres hari Selasa, Menteri Pertahanan Ashton Carter mengatakan bisa saja terjadi lebih banyak penyerbuan seperti yang terjadi pekan lalu, ketika tentara Amerika memberi nasehat kepada pasukan Kurdi untuk menyelamatkan sekitar 70 sandera di Irak, meskipun seorang anggota pasukan komando Amerika terbunuh.