Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengumumkan bantuan itu dalam pernyataan Rabu malam (20/11), untuk apa yang disebutnya “tingkat kekerasan dan ketiadaan hukum yang keterlaluan” serta pertentangan agama yang meningkat dan kekejaman terhadap kaum sipil.
Sebagian situasi di Republik Afrika Tengah telah memburuk menjadi kekacauan sejak koalisi pemberontak Saleka menggulingkan Presiden Francois Bozize Maret lalu.
Uni Afrika akan memimpin pasukan berkekuatan 3.500 tentara yang direncanakan bulan depan dan ditugasi untuk memulihkan ketertiban, melindungi kaum sipil dan memulihkan wewenang pemerintah pusat. Kira-kira 2.500 tentara telah dikerahkan sebegitu jauh.
Kerry mengatakan penjaga perdamaian itu berada dalam kedudukan terbaik untuk dengan cepat menanggulangi kekerasan yang sedang berlangsung di Republik Afrika Tengah dan bahwa bantuan tadi akan menyediakan kepada mereka dukungan logistik, peralatan yang bukan senjata dan pelatihan.
Sebagian situasi di Republik Afrika Tengah telah memburuk menjadi kekacauan sejak koalisi pemberontak Saleka menggulingkan Presiden Francois Bozize Maret lalu.
Uni Afrika akan memimpin pasukan berkekuatan 3.500 tentara yang direncanakan bulan depan dan ditugasi untuk memulihkan ketertiban, melindungi kaum sipil dan memulihkan wewenang pemerintah pusat. Kira-kira 2.500 tentara telah dikerahkan sebegitu jauh.
Kerry mengatakan penjaga perdamaian itu berada dalam kedudukan terbaik untuk dengan cepat menanggulangi kekerasan yang sedang berlangsung di Republik Afrika Tengah dan bahwa bantuan tadi akan menyediakan kepada mereka dukungan logistik, peralatan yang bukan senjata dan pelatihan.