Tautan-tautan Akses

AS: 'Perubahan Mendasar' Diperlukan Sebelum Pendanaan UNRWA Kembali Dilanjutkan 


Seorang pria yang menggunakan jaket dengan logo UNRWA mengumpulkan sampah di jalanan Kota Jenin, Tepi Barat, pada 30 Januari 2024. (Foto: AFP/Jaafar Ashtiyeh)
Seorang pria yang menggunakan jaket dengan logo UNRWA mengumpulkan sampah di jalanan Kota Jenin, Tepi Barat, pada 30 Januari 2024. (Foto: AFP/Jaafar Ashtiyeh)

Utusan AS untuk PBB mengatakan pada Selasa (30/1) bahwa Washington perlu melihat “perubahan mendasar” sebelum bantuan untuk UNRWA dapat dilanjutkan kembali, menyusul tuduhan Israel bahwa beberapa staf badan tersebut terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.

Linda Thomas-Greenfield, duta besar AS untuk PBB, menyambut baik keputusan PBB, untuk melakukan penyelidikan dan peninjauan, terhadap Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina itu.

Dia mengatakan, “Kita perlu melihat organisasi tersebut, bagaimana mereka beroperasi di Gaza, bagaimana mereka mengelola staf mereka dan untuk memastikan bahwa orang-orang yang melakukan tindakan kriminal, seperti 12 orang ini, segera dimintai pertanggungjawaban sehingga UNRWA dapat melanjutkan peran penting yang mereka lakukan.”

Tuduhan Israel mendorong banyak negara menghentikan bantuan dana untuk badan tersebut. Sebuah dokumen intelijen Israel, yang dilihat oleh kantor berita Reuters, memuat tuduhan bahwa beberapa staf ikut serta dalam penculikan dan pembunuhan dalam serangan 7 Oktober yang memicu perang di Gaza.

Berkas tersebut menuduh sekitar 190 pegawai UNRWA telah merangkap sebagai anggota Hamas atau Militan Jihad Islam. Palestina menuduh Israel memalsukan informasi untuk mencoreng UNRWA, dan mengatakan pihaknya telah memecat beberapa staf dan sedang menyelidiki tuduhan tersebut.

Sebelumnya pada Selasa, Dewan Keamanan PBB menyatakan keprihatinannya mengenai “situasi kemanusiaan yang mengerikan dan memburuk dengan cepat” di Jalur Gaza dan mendesak semua pihak untuk bekerja sama dengan Sigrid Kaag, koordinator senior kemanusiaan dan rekonstruksi PBB untuk Gaza.

Pernyataan dewan yang beranggotakan 15 orang itu muncul setelah Kaag memberi pengarahan kepada badan tersebut secara tertutup untuk pertama kalinya sejak dia diangkat sekitar satu bulan lalu.

Kaag mengatakan, tidak ada yang bisa menggantikan peran kemanusiaan UNRWA, yang menjalankan sekolah, klinik kesehatan dan layanan lainnya di Gaza, serta mendistribusikan bantuan.

“Tidak ada organisasi mana pun yang dapat menggantikan kapasitas luar biasa, struktur UNRWA, kemampuan dan pengetahuan mereka mengenai populasi di Gaza,” kata Kaag kepada wartawan setelah memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan. [ns/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG