Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengutuk serangan massa oleh kelompok pro-pemerintah Suriah, yang mencoba menyerang Duta Besar Amerika Robert Ford dan diplomat-diplomat Amerika lainnya, ketika mereka tiba untuk menghadiri sebuah pertemuan dengan tokoh oposisi berpengaruh di ibukota Damaskus.
Hillary Clinton menyebut insiden hari Kamis itu “perilaku yang tidak bisa dibenarkan” dan menuntut pihak berwenang Suriah memenuhi kewajiban internasional mereka untuk melindungi semua diplomat asing dan properti diplomatik.
Duta Besar Robert Ford ditemui oleh massa yang marah sewaktu ia bersiap untuk bertemu Hassan Abdel-Azim – seorang tokoh moderat yang menuntut diakhirinya penumpasan para pembangkang oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad, sebagai syarat dialog apapun antara kelompok oposisi dan pemerintah.
Sekelompok orang yang berjumlah sekitar 100 orang meneriakkan slogan-slogan pro-pemerintah selagi mereka melemparkan batu dan tomat ke arah Duta Besar Robert Ford dan pembantu-pembantunya. Kelompok massa tersebut kemudia mencoba mengikuti delegasi Amerika itu ke dalam pertemuan, menjebak para peserta pertemuan di dalam ruangan selama sekitar 90 menit.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Mark Toner menyebut insiden itu sebagai bagian dari “kampanye terus menerus” untuk menakut-nakuti para diplomat Amerika. Juru bicara Gedung Putih Jay Carney menyebut serangan itu “tidak dapat dibenarkan”.
Media pemerintah Suriah hari Kamis menuduh Amerika mendorong “kelompok-kelompok bersenjata” untuk melakukan serangan terhadap pasukan Suriah. Laporan tersebut mengutip komentar Mark Toner baru-baru ini, yang mengutuk penumpasan pengunjukrasa anti-pemerintah Suriah.
Mark Toner kemudian mengatakan kepada para wartawan bahwa tuduhan-tuduhan itu merupakan upaya oleh pemerintah Suriah untuk mengalihkan perhatian dari penindasan yang dilakukannya terhadap para penentangnya.
