Presiden Barack Obama mengatakan siap mengirim peralatan tambahan dan 300 penasihat militer AS untuk membantu pemerintah Irak memerangi militan Islam.
Berbicara di Gedung Putih hari Kamis (19/6), Presiden Obama mengatakan perang yang dilancarkan Amerika di Irak telah meninggalkan "bekas-bekas luka yang besar", baik di Irak maupun di Amerika. Ia menegaskan pasukan Amerika tidak akan kembali berperang di Irak.
“Pasukan tempur Amerika tidak akan kembali berperang di Irak. Kami tidak memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah ini hanya dengan mengirim puluhan ribu tentara, dan mengorbankan nyawa dan harta seperti yang telah dilakukan di Irak. Pada akhirnya ini adalah masalah yang harus dipecahkan oleh rakyat Irak,” kata Presiden Obama.
Presiden Obama Kamis pagi bertemu dengan tim keamanan nasionalnya untuk mempertimbangkan opsi bagaimana membantu Irak melawan militan yang telah merebut kota-kota utama di Irak utara dan mengancam ibukota Baghdad.
Obama juga mengatakan bahwa Iran dapat berperan konstruktif di Irak jika mengikuti langkah Amerika dalam mendesak didirikannya pemerintahan yang inklusif dengan menghormati semua pihak di Irak.
Tapi Obama memperingatkan bahwa Iran bisa memperburuk situasi jika masuk ke dalam konflik semata-mata sebagai kekuatan bersenjata yang mendukung pemerintah pimpinan Syiah.
Presiden mengatakan di Gedung Putih bahwa Amerika telah mengisyaratkan kepada Iran bahwa penting menghindari langkah-langkah yang mungkin mendorong perpecahan sektarian yang dapat mengakibatkan perang saudara di Irak.
Ia mengatakan Amerika memiliki perbedaan yang besar dengan Iran terkait beberapa isu, merujuk pada situasi berdarah di Suriah yang katanya disebabkan campur tangan Iran "secara mendalam dan mendukung salah satu pihak."
Obama mengatakan jika Iran memandang wilayah itu "hanya melalui kacamata sektarian," Iran bisa terlibat perang di banyak tempat dengan mengorbankan perekonomian dan rakyat Iran.
Berbicara di Gedung Putih hari Kamis (19/6), Presiden Obama mengatakan perang yang dilancarkan Amerika di Irak telah meninggalkan "bekas-bekas luka yang besar", baik di Irak maupun di Amerika. Ia menegaskan pasukan Amerika tidak akan kembali berperang di Irak.
“Pasukan tempur Amerika tidak akan kembali berperang di Irak. Kami tidak memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah ini hanya dengan mengirim puluhan ribu tentara, dan mengorbankan nyawa dan harta seperti yang telah dilakukan di Irak. Pada akhirnya ini adalah masalah yang harus dipecahkan oleh rakyat Irak,” kata Presiden Obama.
Presiden Obama Kamis pagi bertemu dengan tim keamanan nasionalnya untuk mempertimbangkan opsi bagaimana membantu Irak melawan militan yang telah merebut kota-kota utama di Irak utara dan mengancam ibukota Baghdad.
Obama juga mengatakan bahwa Iran dapat berperan konstruktif di Irak jika mengikuti langkah Amerika dalam mendesak didirikannya pemerintahan yang inklusif dengan menghormati semua pihak di Irak.
Tapi Obama memperingatkan bahwa Iran bisa memperburuk situasi jika masuk ke dalam konflik semata-mata sebagai kekuatan bersenjata yang mendukung pemerintah pimpinan Syiah.
Presiden mengatakan di Gedung Putih bahwa Amerika telah mengisyaratkan kepada Iran bahwa penting menghindari langkah-langkah yang mungkin mendorong perpecahan sektarian yang dapat mengakibatkan perang saudara di Irak.
Ia mengatakan Amerika memiliki perbedaan yang besar dengan Iran terkait beberapa isu, merujuk pada situasi berdarah di Suriah yang katanya disebabkan campur tangan Iran "secara mendalam dan mendukung salah satu pihak."
Obama mengatakan jika Iran memandang wilayah itu "hanya melalui kacamata sektarian," Iran bisa terlibat perang di banyak tempat dengan mengorbankan perekonomian dan rakyat Iran.