Tautan-tautan Akses

AS Keluar dari Perjanjian INF


Komponen SSC-8/9M729 sistem peluncuran misil, dipamerkan di Patriot Expo Center dekat Moskow, Rusia, 23 Januari 2019. (Foto: dok).
Komponen SSC-8/9M729 sistem peluncuran misil, dipamerkan di Patriot Expo Center dekat Moskow, Rusia, 23 Januari 2019. (Foto: dok).

Amerika Serikat, Jumat (2/8) keluar dari perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) untuk mengembangkan sendiri hulu ledak nuklirnya yang baru, setelah Rusia menolak menghancurkan misil-misil barunya yang menurut NATO melanggar perjanjian tersebut.

“Rusia gagal untuk kembali ke kepatuhan secara penuh dan terverifikasi untuk menghancurkan sistem misilnya, SSC-8 atau 9M729, rudal jelajah jarak menengah yang diluncurkan dari darat,” kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. “Rusia bertanggung jawab sepenuhnya atas berakhirnya perjanjian.”

Pompeo, dalam suatu pernyataan menambahkan bahwa Amerika Serikat tidak akan tetap menjadi pihak dalam suatu perjanjian yang sengaja dilanggar oleh Rusia. Ketidakpatuhan Rusia terhadap perjanjian itu membahayakan kepentingan tertinggi Amerika karena pembuatan dan pengerahan sistem misil yang melanggar perjanjian oleh Rusia itu merupakan ancaman langsung terhadap Amerika Serikat serta sekutu-sekutu dan mitra-mitranya.

Presiden Amerika Donald Trump mengatakan ia berharap suatu perjanjian baru dapat disusun untuk menggantikan perjanjian bersejarah dari era Perang Dingin itu.

Menjawab pertanyaan VOA pada Kamis sore (1/8), Trump mengatakan bahwa Rusia ingin membuat perjanjian nuklir yang baru dan ia juga ingin melakukan itu.

Tetapi Trump, yang berbicara di Gedung Putih sebelum menaiki helikopter kepresidenan mengatakan “kami tidak membahas INF” sewaktu berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sehari sebelumnya.

Dalam pernyataannya, Pompeo minta Rusia dan China agar bergabung dengan Amerika dalam kesempatan ini untuk mewujudkan keamanan yang nyata bagi negara-negara tersebut dan bagi seluruh dunia.

Dengan berakhirnya perjanjian, dunia kehilangan “rem yang sangat berharga bagi perang nuklir,” kata Sekjen PBB Antonio Guterres kepada wartawan hari Kamis. “Ini kemungkinan akan meningkatkan, bukannya mengurangi ancaman yang ditimbulkan oleh misil balistik.”

Para pejabat Amerika selama berbulan-bulan mengeluh karena Rusia tidak memedulikan permintaan para pejabat di Amerika dan di Eropa untuk menghentikan pelanggaran yang dilakukannya terhadap perjanjian tersebut.

Para pejabat Rusia mengklaim mereka mematuhi secara ketat ketentuan dalam perjanjian itu dan tidak membiarkan pelanggaran terjadi.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebulan silam menandatangani legislasi yang menangguhkan keikutsertaan negara itu dalam INF, lima bulan setelah pemerintahan Trump melakukan langkah serupa. [uh/lt]

XS
SM
MD
LG