Gedung Putih mengatakan pada Jumat (29/9) bahwa pembicaraan antara Israel dan Arab Saudi makin mengarah pada garis besar kesepakatan normalisasi hubungan bersejarah yang dimediasi Amerika Serikat (AS). Kedua negara tersebut diketahui bermusuhan dalam beberapa dekade.
Presiden Joe Biden berharap untuk mengubah Timur Tengah — dan sekaligus mencetak kemenangan diplomatik pada tahun pemilu — dengan mendapatkan pengakuan atas negara Yahudi oleh Arab Saudi, penjaga dua situs paling suci umat Islam.
"Semua pihak telah merumuskan, menurut saya, kerangka dasar untuk apa yang, Anda tahu, mungkin dapat kita capai," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, kepada para wartawan.
"Tetapi, seperti dalam setiap perjanjian yang kompleks, seperti yang ini pasti akan menjadi, semua orang harus melakukan sesuatu. Dan semua orang harus mengorbankan beberapa hal."
AS telah mendesak negara-negara sekutunya di Timur Tengah, Israel dan Arab Saudi, untuk menormalisasi hubungan diplomatik, sebagai tindak lanjut dari kesepakatan serupa yang melibatkan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.
Putra mahkota dan penguasa de facto Arab Saudi, Mohammed bin Salman, baru-baru ini mengatakan kedua belah pihak semakin dekat, sebagaimana dikatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Arab Saudi telah mencari jaminan keamanan, termasuk perjanjian, dengan AS sebagai imbalan atas normalisasi hubungan dengan Israel.
Namun Palestina memperingatkan bahwa mereka harus diperhitungkan dalam setiap kesepakatan, dengan mengatakan bahwa tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah tanpa solusi dua negara. [ah/ft]
Forum