Pemerintahan Trump bersikap hati-hati menanggapi munculnya indikasi bahwa Korea Utara kemungkinan akan melakukan uji misil balistik lagi sesegera pekan depan.
Dubes Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley mengatakan, ia berharap itu tidak akan terjadi. Namun, katanya, seandainya terjadi, Amerika dan negara-negara lain harus memberi tekanan lebih keras terhadap rezim Korea Utara. “Dunia yang beradab harus tetap bersatu dan waspada menentang perkembangan senjata nuklir Korea Utara. Kita tidak akan menerima keberadaan Korea Utara yang bersenjata nuklir, ” katanya.
Menanggapi ancaman-ancaman dari Korea Utara belakangan ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan cuitan yang bernada lebih keras Selasa malam (2/1). Trump mengatakan, sementara Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sesumbar bahwa tombol nuklir ada di mejanya, Trump juga memiliki tombol nuklir. Senjata nuklir AS, kata Trump, bahkan lebih besar dan lebih berkekuatan dibanding milik Korea Utara.
Ketika ditanya mengenai aktivitas program misil Korea Utara baru-baru ini, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders menjawab, ia meminta semua negara mengambil sikap lebih tegas dan menambahkan, bahwa Amerika Serikat belum menghapus kemungkinan tindakan apapun untuk menanggapi aksi Korea Utara.
Meski mencemaskan usaha Korea Utara yang berlanjut dalam mengembangkan senjata perusak massal, Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat H.R. McMaster meragukan Pyongyang telah memiliki kemampuan melangsungkan serangan senjata nuklir. [ab/uh]