Tautan-tautan Akses

AS, Inggris Menyatakan Keprihatinan dengan Pertikaian di Myanmar


Para kombatan yang menentang militer Myanmar tampak di Kaw Thoo Lei, negara bagian Kayin, Myanmar, 31 Januari 2019. Tentara Myanmar, mengatakan pada Sabtu, 15 Mei 2021, bahwa pihaknya memerangi milisi di Kota Mindat.
Para kombatan yang menentang militer Myanmar tampak di Kaw Thoo Lei, negara bagian Kayin, Myanmar, 31 Januari 2019. Tentara Myanmar, mengatakan pada Sabtu, 15 Mei 2021, bahwa pihaknya memerangi milisi di Kota Mindat.

Para anggota milisi yang menentang kudeta militer Myanmar pada Minggu (16/5) mundur ke hutan di Myanmar barat, setelah pertempuran berhari-hari dengan militer.

Mindat, kota berpenduduk sekitar 40.000 orang di negara bagian Chin, telah menjadi pusat gerakan sipil terhadap pemerintah militer, yang merebut kekuasaan dalam kudeta 1 Februari.

Sebagian warga Mindat telah mendirikan Pasukan Pertahanan Chinland (CDF). Kelompok itu mengatakan dalam pernyataan pada Minggu (16/5) bahwa enam anggotanya dibunuh oleh junta. Setelah pertempuran tiga minggu, militer kini memerangi warga setempat. Namun, para pejuang mundur setelah serangan berhari-hari yang dilakukan oleh tentara tempur militer yang didukung artileri.

Sejumlah pasukan keamanan tewas, dan lainnya dilaporkan hilang setelah serangan di Mindat, kata TV Myawaddy yang dikontrol militer pada Sabtu (15/5). BBC melaporkan bahwa sebagian penduduk Mindat telah mengungsi, sementara yang lainnya terjebak di dalam kota.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperkirakan bahwa militer telah menewaskan lebih dari 780 orang sejak kudeta. Militer membantah angka itu. Sejak kudeta yang menggulingkan pemerintahan terpilih, militer telah memutus sambungan internet dan telepon secara berkala di seluruh negara itu. Langkah itu membuat organisasi HAM dan media kesulitan mengonfirmasi jumlah korban tewas.

Kedutaan AS dan Inggris di Myanmar mengeluarkan pernyataan yang mengkhawatirkan keselamatan warga sipil di Mindat.

"Penggunaan senjata perang oleh militer terhadap warga sipil, termasuk pekan ini di Mindat, semakin memperlihatkan sejauh apa langkah yang akan dilakukan rezim untuk mempertahankan kekuasaan," kata Kedutaan AS di Myanmar lewat Twitter pada Minggu (16/5).

“Serangan terhadap warga sipil ilegal dan tidak dapat dibenarkan," cuit Kedutaan Inggris di Myanmar pada Minggu (16/5). [vm/pp]

Recommended

XS
SM
MD
LG