Amerika Serikat pada Selasa (24/6) mengatakan telah menghentikan lebih banyak bantuan ke Thailand sebagai tanggapan atas kudeta militer, dan Amerika sedang mempertimbangkan memindahkan latihan regional besar ke luar dari kerajaan Thailand.
Pemerintah di Washington telah memblokir dana bantuan keamanan US$4,7 juta kepada Thailand, atau hampir setengah dari bantuan tahunan sebesar $10,5 juta kepada sekutu lama tersebut, menurut pejabat Departemen Luar Negeri Scot Marciel dalam kesaksian di Kongres.
Amerika Serikat segera mengecam militer Thailand setelah tak mengindahkan peringatan untuk tidak melakukan intervensi dalam kekisruhan politik. Departemen Luar Negeri mengumumkan telah membekukan dana $3,5 juta hanya satu hari setelah kudeta 22 Mei.
Dana tambahan yang dihentikan itu termasuk untuk program pelatihan senjata yang disponsori AS untuk polisi Thailand dan perjalanan studi ke Amerika Serikat untuk pejabat-pejabat polisi senior Thailand, menurut pejabat AS yang lain.
Marciel mengatakan AS juga sedang mempertimbangkan untuk pada tahun depan memindahkan Cobra Gold, salah satu latihan militer AS terbesar dan merupakan elemen kunci dalam strategi AS untuk menggeser kekuatan ke Asia.
AS dan Thailand telah melakukan latihan bersama sejak 1980, dan tahun ini melibatkan sekitar 1.300 peserta dari negara-negara yang akrab dengan AS di seluruh wilayah.
Jika Thailand tidak segera memulihkan kemerdekaan dan mengizinkan diadakannya pemilu, “nanti akan ada lebih banyak lagi orang Thailand yang akan mencari peluang untuk mengekspresikan ketidaksenangannya,” ujar Marciel.
Tindakan tegas terhadap Thailand ini sangat berbeda dengan pendekatan AS ke Mesir.
Pemerintah Washington dengan hati-hati menghindari penggulingan presiden Islamis Mohamed Morsi kudeta dan mengatakan minggu lalu telah mencairkan kembali dana bantuan militer sebesar $572 juta setelah mantan panglima militer Abdel Fattah al-Sisi memenangkan pemilihan presiden. (AFP)