Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken bergabung dengan delapan menlu dari Dewan Arktik di Islandia untuk membahas perubahan cuaca. Tetapi kekerasan yang semakin buruk antara Israel dan Palestina membayang-bayangi perundingan itu.
Hari Selasa (18/5), pemerintahan Biden mengungkapkan dukungannya bagi gencatan senjata antara Israel dan militan Hamas di Gaza.
Menlu Blinken berbicara pada sebuah briefing pers di Reykjavik, Islandia. “Sasaran kami adalah mengakhiri daur kekerasan, yang sekarang berlangsung, secepat mungkin dan mempertemukan kembali pihak-pihak yang bersengketa guna mengusahakan stabilitas yang langgeng, yang sudah sepatutnya diperoleh rakyat Palestina dan Israel.”
Tetapi sejauh ini Amerika tidak menuntut penghentian segera serangan udara Israel dan serangan roket Hamas yang sudah berlangsung delapan hari itu, serta menewaskan lebih dari 200 orang, kebanyakan warga Palestina.
Sekelompok kecil demonstran pro-Palestina mengibarkan spanduk dan bendera melakukan protes di luar tempat konferensi di mana Blinken bertemu dengan Menlu Islandia Gudlaugur Thor Thordason.
Ketika bertemu dengan para dubes untuk Rusia, Selasa (18/5, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan komunitas internasional harus aktif "mencari solusi" dalam konflik antara Israel dan militan di Gaza. Tetapi ia menegaskan bahwa “setiap solusi atas konflik yang sedang berlangsung ini harus didasarkan pada resolusi-resolusi yang relevan dari Dewan Keamanan PBB.”
"Kami menganggap penting agar tindakan kekerasan diakhiri oleh kedua pihak, dan sebuah usaha aktif untuk menyusun solusi yang didasarkan pada resolusi relevan dari Dewan Keamanan PBB," ujar Putin.
Sementara itu, Menlu Jerman Heiko Maas pada Senin mengomentari eskalasi konflik di Timur Tengah itu. Ia mengatakan Eropa harus memainkan peran untuk mengakhiri kekerasan.
"Saya yakin ada harapan di Timur Tengah bahwa Eropa diperlukan, bahwa Eropa harus memainkan peran. Untuk itu, kita di Eropa harus memutuskan, peran apa yang kita mainkan," katanya.
Tetapi Maas mengakui, merumuskan peran itu tidak mudah, karena terdapat berbagai pendapat di antara ke-27 negara anggota Uni Eropa.
Komentar Maas datang ketika Uni Eropa akan melakukan pertemuan khusus para menteri luar negeri guna membahas konflik itu pada Selasa.
Uni Eropa belum pernah memiliki pengaruh yang setara dengan Washington di kawasan Timur Tengah, dan tidak akan ada terobosan segera yang bisa diharapkan dari pertemuan itu. [jm/ka]