Berbicara dalam sebuah konferensi pers di Seoul hari Jumat, Menteri Pertahanan Amerika Leon Panetta dan mitranya dari Korea Selatan, Kim Kwan-jin, mengatakan provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara yang serupa dengan dua serangan mematikan tahun lalu tidak akan bisa ditoleransi.
Kedua menteri pertahanan mengumumkan komitmen bersama untuk "meningkatkan kemampuan siap tempur" di dalam dan di sekitar perbatasan perairan yang disengketakan di lepas pantai barat semenanjung Korea.
Panetta berjanji Amerika akan mempertahankan dan meningkatkan keberadaan pasukan militernya di semenanjung Korea dan di kawasan Asia kendati ada ancaman pemangkasan anggaran militer Amerika. "Bersama-sama kita akan memastikan kesiagaan sekutu dalam menangkis serangan yang kuat dan efektif, termasuk sistem menangkis serangan nuklir milik Amerika, sehingga Korea Utara tidak bisa meremehkan kemampuan kita dalam menanggapi serangan nuklir," ujar Panetta.
Ketegangan meningkat di Semenanjung Korea sejak tenggelamnya kapal perang Korea Selatan dimana pemerintah Korea Selatan menyalahkan Korea Utara, kemudian disusul dengan serangan artileri Korea Utara ke sebuah pulau di perbatasan Korea Selatan yang menewaskan empat orang.
Korea Utara membantah tuduhan bahwa mereka bertanggung jawab atas tenggelamnya kapal perang Korea Selatan. Tapi Korea Utara membenarkan serangan ke pulau Yeonpyeong bulan November lalu, katanya itu dilakukan untuk menanggapi provokasi Korea Selatan sewaktu melakukan latihan militer di sana.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Kwan-Jin menyebut kemungkinannya “sangat besar” bagi Korea Utara untuk melakukan aksi provokasi tahun depan. Kim Kwan-Jin mengatakan jika insiden seperti itu terjadi lagi, Korea Selatan akan menanggapinya dengan kekuatan sendiri dan kemudian jika serangan balasan besar diperlukan, maka kekuatan tambahan dari militer Amerika akan diikutsertakan.
Amerika menempatkan lebih dari 28.000 personil militernya di Korea Selatan.