Pasca konferensi keamanan di Jerman akhir pekan lalu yang dihadiri ratusan pemimpin politik dan militer, Amerika dan Eropa tampaknya terpecah soal kondisi hubungan trans-Atlantik. Eropa menuding Amerika menolak gagasan sebuah “masyarakat internasional” tetapi Amerika mengatakan aliansi itu berada dalam kondisi baik.
Apakah kondisi negara-negara Barat berkembang pesat atau menurun? Bagi Amerika, jawabannya jelas.
“Barat menang. Kita secara kolektif menang. Kita melakukannya bersama,” demikian Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo, dan ia menyebutkan beberapa bukti, antara lain keberadaan pasukan Amerika menjaga perbatasan NATO dengan Rusia, dan peran utama Amerika mengalahkan ISIS.
Pompeo juga menjanjikan satu miliar dolar untuk membantu negara-negara di bagian timur Eropa mengakhiri ketergantungan mereka pada gas Rusia dan mendorong peningkatan ekspor gas alam cair Amerika.
Di seberang Atlantik, penilaiannya tampak sangat berbeda. Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan Amerika sedang mengkaji kembali hubungannya dengan Eropa dan benua itu harus menentukan nasibnya sendiri.
“Lima belas tahun lalu kita mengira nilai-nilai kita universal, bahwa kita akan mendominasi dunia dalam jangka panjang… dan kemudian saya melihat periode 10-15 tahun ini di mana kita semakin didorong oleh agenda-agenda dan nilai-nilai lain,” kata Macron.
Macron menambahkan sudah saatnya melakukan dialog strategis dengan Rusia. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam konferensi itu mengatakan sudah waktunya meninggalkan ketakutan semu akan ancaman Rusia. Sebagian besar negara Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina merupakan bukti bahaya yang sangat nyata.
Tetapi kebijakan terhadap China dapat menjadi salah satu perpecahan terbesar trans-Atlantik. Sejumlah anggota Kongres Amerika mengulangi peringatan untuk mengijinkan perusahaan telekomunikasi China, Huawei memainkan peran apapun dalam teknologi 5G.
Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan, “Ini terkait dengan pilihan antara otokrasi dan demokrasi dalam pengembangan sarana informasi kita.”
Fokus tahun ini juga diarahkan pada keamanan dunia maya, di mana CEO Facebook Mark Zuckerberg ikut bicara dalam forum itu di tengah-tengah tuduhan bahwa platform media sosial itu memfasilitasi negara-negara seperti Rusia dan Tiongkok untuk campur tangan dalam demokrasi Barat.
Penyelenggaran konferensi Munich ini memuji kemajuan diplomatik pada beberapa bidang, seperti pertemuan publik antara pemimpin Azerbaijan dan Armenia. Sementara pertemuan tingkat tinggi antara Libya dan Suriah masih belum mencapai kemajuan berarti. [em/jm]