Tautan-tautan Akses

AS Dakwa Tersangka Ketiga dalam Pembunuhan Mantan Presiden Haiti


Seorang warga tampak memegang foto mantan Presiden Haiti Jovenel Moise dalam upacara pemakamannya di National Pantheon Museum, Port-au-Prince, Haiti, pada 20 Juli 2021. (Foto: AP/Matias Delacroix)
Seorang warga tampak memegang foto mantan Presiden Haiti Jovenel Moise dalam upacara pemakamannya di National Pantheon Museum, Port-au-Prince, Haiti, pada 20 Juli 2021. (Foto: AP/Matias Delacroix)

Amerika Serikat, pada Senin (9/5), mendakwa seorang mantan senator Haiti yang berkonspirasi untuk membunuh mantan Presiden Haiti, Jovenel Moise. Ia merupakan tersangka ketiga yang didakwa oleh Departemen Kehakiman AS, di saat penyelidikan yang dilakukan di Haiti sendiri atas pembunuhan itu masih terhenti.

John Joel Joseph, yang polisi Haiti sebut sebagai tersangka beberapa hari setelah pembunuhan brutal itu terjadi pada Juli lalu, melarikan diri dari Haiti dengan perahu dan ditangkap di Jamaika pada Januari karena memasuki negara itu secara ilegal. Ia kemudian diekstradisi ke Amerika Serikat.

Joseph menghadapi tuduhan bersekongkol melakukan pembunuhan atau penculikan di luar Amerika dan memberikan dukungan material yang mengakibatkan kematian, demikian menurut rilis berita Departemen Kehakiman AS.

Jaksa AS mengatakan konspirasi tersebut awalnya bertujuan untuk menculik Moise tetapi kemudian berkembang menjadi rencana pembunuhan setelah kelompok itu tidak bisa memperoleh pesawat untuk membawanya keluar dari Haiti.

Joseph "ada ketika seorang tersangka lain dalam konspirasi itu mendapatkan tanda tangan seorang mantan hakim Haiti perihal permintaan bantuan secara tertulis, untuk melanjutkan penangkapan dan pemenjaraan Presiden Moise," ungkap rilis berita itu.

Ia juga ikut membantu mencari kendaraan dan senjata api untuk mendukung operasi tersebut, lanjut rilis berita tersebut.

Rilis itu mengidentifikasi tersangka dengan nama keluarga "John," sementara pihak berwenang Haiti mengatakan nama belakangnya adalah "Joseph."

Jaksa AS pada Januari lalu mengajukan tuntutan serupa terhadap Rodolphe Jaar, seorang warga negara ganda Haiti-Chili, dan Mario Palacios, seorang mantan tentara Kolombia yang menurut polisi Haiti adalah bagian dari tim yang beranggotakan lima orang, yang masuk ke kamar tidur Moise untuk menembaknya.

Proses peradilan Haiti atas pembunuhan itu terhenti, di mana empat hakim dalam kasus tersebut berhenti di tengah keluhan tentang ancaman pembunuhan dan kekhawatiran akan keamanan pribadi mereka. [my/em]

XS
SM
MD
LG