Amerika dan China menghadapi tantangan bersejarah dalam menjalin hubungan masa depan mereka, kata Duta Besar China untuk AS.
Mengingat besarnya risiko baik berupa konfrontasi ekonomi ataupun konflik militer, kedua negara memahami bahwa "sebenarnya tidak ada alternatif lain," kata Cui Tiankai, Selasa (25/7).
"China dan AS harus bekerja sama untuk membangun hubungan yang kuat dan stabil berdasar pada prinsip-prinsip non-konflik, non-konfrontasi, saling menghormati dan kerjasama yang saling menguntungkan," kata Cui.
Cui menekankan tren-tren positif dalam hubungan tersebut, demikian menurut transkrip pidatonya pada konferensi tahunan Institut Studi China-Amerika di Washington. Dia mengatakan, sejak Presiden Donald Trump mulai menjabat tahun ini, para pemimpin kedua negara telah "menetapkan nada konstruktif" untuk hubungan tersebut.
Dia optimis dengan putaran pertama “Dialog Ekonomi Komprehensif” kedua negara pekan lalu.
"Fakta bahwa dua ekonomi terbesar di dunia telah memilih untuk melakukan dialog konstruktif yang saling menguntungkan, memberi dunia rasa optimisme yang sangat dibutuhkan," katanya.
Tetapi pembicaraan itu tidak menghasilkan langkah baru untuk mengurangi defisit perdagangan AS dengan China. Sejak itu, ada spekulasi cukup besar bahwa Amerika akan memberlakukan tarif terhadap impor baja dari China, yang menurut AS menyudutkan produsen baja AS karena China memberlakukan kebijakan dumping baja di pasar dunia. [ps/jm]