Tautan-tautan Akses

AS Berusaha Bendung Perluasan Konflik Israel-Hamas


Ribuan warga menghadiri pemakaman para pejabat Hamas di Beirut Kamis (4/1), yang terbunuh dalam serangan drone yang diduga dilakukan oleh militer Israel di pinggiran ibu kota Beirut, Lebanon.
Ribuan warga menghadiri pemakaman para pejabat Hamas di Beirut Kamis (4/1), yang terbunuh dalam serangan drone yang diduga dilakukan oleh militer Israel di pinggiran ibu kota Beirut, Lebanon.

Sehari setelah seorang pemimpin Hamas dibunuh dalam serangan drone Israel di Beirut, pejabat AS mengatakan mereka berusaha membendung perluasan konflik Israel Hamas sementara terus mendesak Israel untuk memperhatikan keamanan warga sipil Palestina. 

Deputi pemimpin HAMAS Saleh al-Arouri tewas dalam sebuah serangan drone di Beirut, Lebanon pada Selasa. Ini merupakan pembunuhan yang disasarkan oleh Israel yang sejauh ini tidak memberi konfirmasi atau membantah berita tersebut.

Di Departemen Luar Negeri Amerika pada Rabu (3/1), juru bicara Matthew Miller ditanya apakah AS merestui pembunuhan Arouri itu. Berikut jawaban Miller.

“Saya berpendapat Arouri adalah seorang teroris kejam dan tangannya berlumuran darah warga sipil, itu saja yang bisa saya katakan.”

Pakar mengatakan mereka prihatin bahwa pembunuhan ini bisa memperluas perang Israel – Hamas serta menyulitkan pembebasan sekitar 129 sandera Israel yang ditahan Hamas di Gaza.

Brian Katulis adalah wakil direktur untuk kebijakan di Middle East Institute.

“Saya rasa ini berpotensi merumitkan setiap usaha perundingan untuk membebaskan sandera dan gencatan senjata, karena Arouri adalah penghubung utama dalam pembicaraan itu. Dia tadinya tinggal di Qatar, dan saya rasa dia dianggap sebagai tokoh penting.”

Israel melancarkan serangan udara baru pada Rabu di Jalur Gaza, sementara tentara Israel mengatakan mereka dalam kondisi siaga penuh terhadap kemungkinan serangan oleh kelompok militan Lebanon Hezbollah, menyusul serangan drone itu.

Seorang pakar mengatakan kepada VOA dia yakin Israel mendengar AS dan pihak lainnya yang mendesak Israel agar memasuki sebuah tahap perang yang lebih disasarkan. Di pihak lain PM Benjamin Netanyahu juga harus mempertimbangkan politik di dalam negeri.

Mara Rudman adalah mantan deputi utusan khusus untuk Perdamaian Timur Tengah dari 2009 sampai 2011.

“Saya yakin kepemimpinan Israel mendengarkan, tetapi saya rasa ada perhitungan terpisah terkait dengan politik di Israel, dan khususnya PM yang punya kepentingan besar untuk mempertahankan kendalinya atas pemerintahan. Jajak pendapat terbaru memperlihatkan Netanyahu hanya meraih dukungan 15% dari warga Israel. Jadi dia berusaha menenangkan anggota sayap kanan koalisinya agar bisa meneruskan perannya sebagai PM,” ujarnya.

Kampanye Israel untuk menghancurkan Hamas telah menyebabkan daerah luas dari Jalur Gaza menjadi puing-puing.

Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan, ofensif Israel telah menewaskan lebih dari 22 ribu orang.

Israel melancarkan ofensifnya setelah terjadi serangan teror pada 7 Oktober oleh Hamas yang menewaskan sekitar 1200 orang. [jm/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG