Amerika Serikat berjanji tidak akan meninggalkan usaha membasmi kelompok teror ISIS, sambil mendorong para sekutu untuk lebih bertanggung jawab melawan pejuang asing dan membangun Irak serta Suriah.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo membuat janji tersebut hari Kamis (14/11) ketika memulai pertemuan koalisi untuk mengalahkan ISIS. Ia membantah kritik terhadap kepemimpinan AS yang menarik pasukannya dari Timur Laut Suriah.
Tantangan tersebut disampaikan dengan hanya 31 anggota koalisi yang hadir, sementara AS dan intelijen Barat serta pejabat pertahanan memperingatkan bahaya ancaman ISIS yang semakin meningkat.
Pasukan yang didukung AS di Suriah membebaskan wilayah terakhir yang dikuasai ISIS pada akhir Maret, mengakhiri kekhalifahan yang dideklarasikan kelompok teror tersebut. Pejabat telah memberitahukan bahwa jaringan ISIS di Iraq dan Suriah telah terlibat dalam pemberontakan yang berbahaya di kedua negara, menekankan bahwa kelompok teror tersebut berupaya merebut kembali sejumlah wilayah.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg, dalam pidato pembukaan pertemuan menteri, hari Kamis, menyuarakan keprihatinan tersebut.
“Perjuangan belum selesai. ISIS masih merupakan ancaman,” sebutnya. “Situasi di Utara Suriah tetap rawan dan sulit.”
Namun, Pompeo berupaya menghilangkan kekhawatiran tersebut.
“Kami terus memantau kawasan yang sebelumnya dikuasai kekhalifahan palsu ini seperti elang,” ujarnya kepada anggota koalisi. “Kami telah memindahkan sejumlah pasukan kami di bagian Timur Laut Suriah dan di wilayah yang lebih luas juga, untuk memastikan ISIS tidak akan mendapat kesempatan kedua.” (ti/ii)