Tautan-tautan Akses

AS Berharap Korsel dan Jepang Kelola Hubungan dengan China


Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc melewati bendera China, Jepang, dan Korea Selatan saat menghadiri KTT ASEAN ke-37 di Hanoi, Vietnam 14 November 2020. (Foto: REUTERS/Kham)
Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc melewati bendera China, Jepang, dan Korea Selatan saat menghadiri KTT ASEAN ke-37 di Hanoi, Vietnam 14 November 2020. (Foto: REUTERS/Kham)

Menjelang KTT trilateral, yang melibatkan Korea Selatan, Jepang dan China akhir pekan ini di Seoul, Washington mengatakan pihaknya berharap pertemuan ini akan menjadi kesempatan bagi dua sekutunya itu, untuk mengelola hubungan mereka dengan Beijing.

“Amerika Serikat menghormati hak negara-negara untuk membuat keputusan yang berdaulat untuk kepentingan terbaik bagi rakyatnya,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

“Sebagaimana AS mengambil langkah secara bertanggung jawab untuk mengelola hubungan kami dengan China, begitu juga dengan mitra-mitra dan sekutu kami,” lanjut juru bicara itu dalam sebuah e-mail kepada VOA siaran bahasa Korea pada 15 Mei.

KTT ini akan diselenggarakan di tengah ketegangan yang meningkat antara Washington dan Beijing terkait perdagangan, dan setelah China membuat persetujuan dengan Rusia untuk menerapkan kemitraan “era baru” untuk menciptakan “tatanan baru dunia yang multipolar”, dalam KTT mereka pekan lalu.

Tiga negara Asia Timur ini direncanakan akan menggelar KTT mereka mulai 26-27 Mei, tetapi tanggal resminya belum diumumkan. Perdana Menteri China, Li Qiang diperkirakan akan hadir menggantikan Presiden China Xi Jinping, untuk bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida.

KTT ini akan menjadi KTT trilateral pertama ketiganya sejak Desember 2019.

Liu Pengyu, seorang juru bicara untuk Kedutaan China di Washington, mengatakan kepada VOA pada 14 Mei lalu, bahwa Beiking, Tokyo dan Seoul seharusnya menjadi pengarah utama yang bertanggung jawab atas stabilitas dan keamanan regional.

Menggarisbawahi apa yang dikatakan oleh Menteri Luar Negeri China, Wang Yi setelah pertemuan trilateral menteri luar negeri pada November, Pengyu mengatakan bahwa tiga negara ini harus “mengatasi perbedaan dan sengketa dalam cara yang damai” dan “bertindak sebagai pihak terdepan dalam kerja sama Asia Timur”.

Presiden AS Joe Biden, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol (kiri), dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (kanan) berfoto menjelang pertemuan trilateral di Pekan Pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di San Francisco, California. (Foto: AFP)
Presiden AS Joe Biden, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol (kiri), dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (kanan) berfoto menjelang pertemuan trilateral di Pekan Pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di San Francisco, California. (Foto: AFP)

Seoul, Tokyo dan Beijing direncanakan akan mendiskusikan perdagangan dan investasi, perdamaian dan keamanan, ilmu pengetahuan dan teknologi, diantara beberapa hal lain dan termasuk sebuah pernyataan bersama terkait kerja sama mereka dalam isu ekonomi dan penyakit menular, menurut media Japan Time, mengutip sumber dari pemerintah Jepang pada Minggu.

Sejumlah mantan pejabat AS mengatakan sementara akan penting bagi tiga negara itu untuk bertemu dan mengadalam pembicaraan dalam KTT, perbedaan yang dimiliki Korea Selatan dan Jepang dengan China terkait Korea Utara, nampaknya belum akan dapat dicarikan jalan keluarnya.

“Dengan China yang bertujuan untuk menghadirkan tatanan kawasan yang berpusat pada mereka dan karena dukungan China yang tanpa akhir terhadap Korea Utara, kita tidak dapat mengharapkan kemajuan dari persoalan ini,” kata Evans Revere, pejabat Kementerian Luar Negeri AS yang punya pengalaman luas bernegosiasi dengan Korea Utara.

“Namun demikian, penting bagi Korea Selatan dan Jepang untuk memanfaatkan KTT ini, untuk menyampaikan keprihatinan kuat mereka,” lanjut Revere. [ns/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG