Tautan-tautan Akses

AS Baru akan Ungkap Rencana Perdamaian Timur Tengah Setelah Pemilu Israel


Jason Greenblatt (tengah), utusan khusus Timur Tengah Presiden Donald Trump, saat melakukan kunjungan ke Kibbutz Nahal Oz, di luar Jalur Gaza, bagian selatan Israel, 30 Agustus 2017. (Foto: Reuters)
Jason Greenblatt (tengah), utusan khusus Timur Tengah Presiden Donald Trump, saat melakukan kunjungan ke Kibbutz Nahal Oz, di luar Jalur Gaza, bagian selatan Israel, 30 Agustus 2017. (Foto: Reuters)

Utusan Timur Tengah Presiden Donald Trump mengatakan rincian rencana perdamaian Amerika Serikat tidak akan diungkapkan sampai setelah pemilu Israel bulan depan.

"Kami telah memutuskan kami tidak akan merilis visi perdamaian, atau bagian dari itu, sebelum pemilihan Israel," tulis Jason Greenblatt, Rabu (28/8).

Trump, Senin (26/8) mengatakan bagian dari bidang politik dari perjanjian damai itu bisa diumumkan kepada publik sebelum pemilu.

Parlemen Israel memilih untuk dibubarkan dan mengadakan pemilihan lagi setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memenangkan pemilu April yang diperebutkan dengan ketat, namun gagal menyusun koalisi pemerintahan.

Penasihat dan menantu Trump, Jared Kushner mengumumkan bidang ekonomi dari rencana perdamaiannya awal tahun ini. Ini akan mencakup AS$ 50 miliar dalam investasi internasional untuk membantu rakyat Palestina.

Trump menyebut rencana perdamaian pemerintahannya "kesepakatan abad ini."

Para pemimpin Palestina menolak rencana ekonomi itu sebelum mengetahui semua rincian. Mereka mengatakan rencana itu tidak menyebutkan solusi dua negara dan menyebutnya memalukan untuk percaya bahwa rakyat Palestina bisa dibeli dengan investasi. Mereka juga menuduh pemerintahan Trump secara terbuka dan terang-terangan mendukung Israel.

Belum ada pembicaraan damai resmi antara Israel- Palestina sejak 2014.[my/pp]

XS
SM
MD
LG