Amerika Serikat berencana untuk meningkatkan bantuan keamanan dan kemanusiaan kepada warga Haiti, sambil memberlakukan pembatasan visa terhadap para pejabat yang saat ini berkuasa dan mantan pejabat yang terlibat dalam operasi geng kriminal yang memblokir pasokan di saat negara Karibia itu berusaha memerangi wabah kolera.
Tetapi AS masih mempelajari permintaan Haiti yang meminta pengiriman angkatan bersenjata internasional khusus guna menghentikan kekerasan geng di negara kepulauan itu.
Pada Rabu (12/10), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington sedang mempercepat pengiriman bantuan kemanusiaan tambahan ke Haiti, serta berupaya untuk “meningkatkan dan mengirimkan bantuan keamanan kepada Kepolisian Nasional Haiti dalam beberapa hari mendatang.”
Blinken juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa AS “mengumumkan kebijakan pembatasan visa baru berdasarkan pasal 212(a)(3)(C) Undang-Undang Imigrasi AS” terhadap para pejabat Haiti dan individu-individu lain yang terlibat dalam operasi geng jalanan dan organisasi kriminal yang menghalangi bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa warga Haiti. Tindakan tersebut mungkin juga berlaku untuk para anggota keluarga dekat dari para individu tersebut.
Sejumlah geng kriminal yang dilengkapi dengan senjata menguasai beberapa bagian dari wilayah ibu kota Haiti, Port-au-Prince, dan telah memblokir akses ke terminal bahan bakar utama negara itu sejak pertengahan September.
Aksi tersebut memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di negara itu, mempengaruhi ketersediaan listrik, air bersih, pengumpulan sampah dan kemampuan rumah sakit untuk beroperasi pada saat negara itu menghadapi munculnya kembali wabah kolera yang mematikan.
Penjaga Pantai AS akan mengerahkan salah satu kapalnya untuk berpatroli di lepas pantai Port-au-Prince atas permintaan pemerintah Haiti.
AS tidak mengungkapkan jumlah peningkatan bantuan yang akan mereka berikan. [lt/rs]
Forum