Tautan-tautan Akses

AS: 15.000 Warga Rusia Telah Ditahan Karena Berdemonstrasi Menentang Perang


Seorang peserta aksi protes antiperang di Moskow ditahan oleh petugas polisi dalam aksi yang berlangsung pada 24 Februari 2022. (Foto: Reuters/Denis Kaminev)
Seorang peserta aksi protes antiperang di Moskow ditahan oleh petugas polisi dalam aksi yang berlangsung pada 24 Februari 2022. (Foto: Reuters/Denis Kaminev)

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), pada Selasa (15/3), mengecam tindakan keras Rusia terhadap demonstran dan wartawan, dengan mengatakan sebanyak 15.000 warga Rusia telah ditahan pihak berwenang karena menyampaikan tentangan mereka terhadap invasi yang dilancarkan negaranya ke Ukraina.

“Terlepas dari tindakan keras Putin terhadap kebebasan media, dan bagaimana pemerintahnya terus menjajakan kebohongan secara terang-terangan, kami telah melihat banyak orang Rusia dengan berani menentang perang (yang diprakarsai) Putin, termasuk di saluran televisi yang dikelola pemerintah.”

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price merujuk pada pegawai televisi pemerintah Rusia yang menyela program siaran berita live pada Senin (14/3) dengan mengacungkan poster besar bertuliskan “NO WAR” dan “warga Rusia menentang perang.”

Pegawai televisi Channel One yang dikelola pemerintah Rusia, Marina Ovsyannikova, pada Selasa (15/3), diperintahkan oleh pengadilan Rusia untuk membayar denda atas aksinya tersebut.

Rusia telah berupaya keras memotong sumber-sumber informasi independen tentang perang, dengan memblokir layanan BBC Rusia, Voice of America yang didanai pemerintah Amerika, dan Radio Free Europe/Radio Liberty, siaran radio Jerman Deutsche Welle dan situs web Meduza yang berbasis di Latvia.

“Rakyat Rusia berhak mengetahui tentang ribuan korban yang diakibatkan oleh keberadaan pasukan Federasi Rusia saat ini di Ukraina, serta korban sipil, dan penghancuran infrastruktur sipil yang terus meluas, yang ditimbulkan Putin pada rakyat Ukraina,” tegas Price.

Ia juga menyampaikan belasungkawa dengan tewasnya dua wartawan yang bekerja untuk Fox News, dan seorang lainnya yang terluka parah ketika kendaraan yang mereka tumpangi di Kyiv diserang. Fox News mengumumkan serangan itu dengan mengatakan wartawan video mereka Pierre Zakrzewski dan seorang wartawan Ukraina Oleksandra “Sasha” Kuvshynova tewas dalam insiden di Horenka itu. Sementara wartawan lainnya, Benjamin Hall, tengah dirawat di rumah sakit.

Zakrzewski yang berkantor di London, telah meliput konflik di Irak, Afghanistan dan Suriah bagi Fox News, demikian pernyataan jaringan televisi itu dalam memo kepada staf mereka pada Selasa (15/3) pagi.

Sementara Kuvshynova yang berusia 24 tahun membantu mengarahkan kru Fox News di Kyiv. Kematian kedua wartawan ini hanya berselang beberapa hari setelah tewasnya pembuat film dokumenter terkenal Brent Renaud akhir pekan lalu. [em/lt]

XS
SM
MD
LG