Pasukan keamanan Suriah meningkatkan penumpasan mematikan terhadap pembangkang di Latakia dimana militer menembaki kota pelabuhan baik dari darat maupun laut.
Aktivis dan saksi mata mengatakan kapal-kapal militer yang dilengkapi dengan senapan mesin menembak distrik pesisir Minggu, sehari setelah tank-tank masuk ke kota. Mereka mengatakan paling sedikit 22 orang tewas oleh pasukan keamanan selama pengepungan dua hari itu.
Operasi pemerintah itu datang setelah pemrotes berkumpul di Latakia dan kota-kota lain pada Jumat dan memperbaharui tuntutan bagi pengunduran diri Presiden Bashar al-Assad.
Pemerintah Suriah memberi versi lain dari kejadian di Latakia. Minggu, kantor berita pemerintah SANA mengatakan petugas penegak hukum memburu orang-orang bersenjata yang “menakut-nakuti” penduduk kota itu. Pemerintah menuduh bahwa sebagian besar kerusuhan mematikan di negara itu terjadi karena “kelompok-kelompok bersenjata” dan “teroris.”
Sementara itu organisasi yang bernama “Pengamat Suriah untuk HAM” mengatakan pasukan keamanan Minggu melakukan sebuah serangan terpisah terhadap daerah rumah tinggal di Damaskus, yang menyebabkan banyak penahanan.
Presiden Assad terus menghadapi kecaman internasional yang kian berkembang atas tindakan kerasnya terhadap pembangkang.
Hari Sabtu, Presiden Amerika Barack Obama dan Raja Arab Saudi Abdullah meminta segera diakhirinya penumpasan itu. Pernyataan dari Gedung Putih menyebutkan para pemimpin sepakat bahwa kampanye kekerasan yang brutal oleh pemerintah Suriah terhadap warga sipil harus dihentikan segera.
Dalam percakapan telepon terpisah, Obama dan Perdana Menteri Inggris David Cameron juga sependapat mengenai perlunya segera mengakhiri pertumpahan darah. Pemerintah Kanada hari Sabtu juga mengumumkan pihaknya memperluas sanksi-sanksi ekonomi terhadap Suriah.
Para pejabat Amerika memperkirakan lebih dari 2.000 orang telah tewas dalam upaya berbulan-bulan untuk menindas para pembangkang di negara itu.
Juga hari Sabtu, salah satu organisasi antarpemerintah Islam terbesar di dunia mendesak Suriah agar menahan diri. Organisasi Kerjasama Islam juga menawarkan diri untuk berperan dalam dialog di Suriah.
