WASHINGTON DC —
Sebuah sistem cuaca yang dikenal sebagai polar vortex atau pusaran kutub membawa cuaca dingin yang berbahaya ke sebagian besar Amerika pekan lalu mulai hari Selasa (7/1).
Polar vortex adalah sistem bertekanan rendah yang tebal dan dingin. Udara berubah arah sewaktu bergerak. Polar vortex ini dimulai di Kanada. Setelah melintasi perbatasan, pusaran itu bergerak jauh ke Amerika tenggara.
Polar vortex mengakibatkan suhu paling dingin dalam 20 tahun terakhir ke banyak kawasan di Amerika.
Anise Jenkin, seorang warga yang tinggal di Washington DC mengatakan, "Saya sudah mengenakan mantel, tiga sweater, dua blus dan pakain dalam khusus musim dingin, tapi saya merasa seperti tidak mengenakan apa-apa."
Cuaca sangat dingin itu juga mengejutkan pengunjung dari luar negeri. Deepak dari India mengunjungi saudaranya di New York.
"Air mata baru saja mengalir dari mata saya dan kepala saya seperti membeku," kata Deepak.
Cuaca ekstrim itu dimulai dengan sistem tekanan rendah di dekat Kutub Utara. Udara kutub itu berhembus ke selatan dengan angin kencang. Udara dingin itu melumpuhkan sebagian besar Amerika tengah, memaksa sekolah, kantor pemerintah dan bisnis tutup.
Tapi polar vortex tidak memiliki dampak yang yang sama di wilayah lain.
Camden Walker, seorang wartawan pada harian Washington Post menjelaskan, "Yang menarik, iklimnya justru lebih hangat di Alaska dan di Greenland karena ketika udara dingin di Kutub Utara dan sekitarnya terkuras, dan berhembus ke selatan, tidak ada lagi yang tersisa. Pada dasarnya ini adalah gelembung yang berhembus ke arah kami di Amerika."
Camden Walker mengatakan sistem cuaca itu bergerak dengan cepat ketika lewat tempat seperti Washington. Tapi udara dingin dan angin kencang bertahan lebih lama di Amerika tengah.
Setidaknya 20 orang tewas karena cuaca dingin se-Amerika itu. Para pakar kesehatan menganjurkan orang-orang untuk tidak berada di luar ruangan lebih dari 20 menit. Mereka memperingatkan akan frostbite atau radang dingin yang dapat menyebabkan beberapa bagian tubuh membeku.
Suhu minus 10 derajat Celcius atau lebih rendah dilaporkan terjadi di Washington, New York, Boston dan Philadelphia. Bahkan, suhu di semua atau sebagian dari 50 negara bagian sempat berada di bawah titik beku.
Pengaruh polar vortex sangatlah luas. Perusahaan penerbangan membatalkan lebih dari 11.000 penerbangan selama empat hari. Cuaca dingin juga mengganggu layanan kereta api. Di selatan, Tennessee Valley Authority mencatat rekor penggunaan energi listrik tertinggi karena pemilik rumah berjuang untuk tetap hangat dengan memasang mesin penghangat mereka pada tingkat maksimum.
Dan bukan hanya Amerika Utara yang mengalami dingin yang ekstrim. Di Samudra Pasifik, sebuah kapal penelitian Rusia terjebak dalam es selama lebih dari seminggu. Kapal Shokalskiy meninggalkan Selandia Baru pada tanggal 28 November. Kapal itu mengangkut 52 penumpang ketika terjebak. Mereka diselamatkan tanggal 2 Januari, ketika sebuah helikopter menerbangkan mereka ke sebuah kapal pemecah es Australia.
(Milagros Ardin/VOA).
Polar vortex adalah sistem bertekanan rendah yang tebal dan dingin. Udara berubah arah sewaktu bergerak. Polar vortex ini dimulai di Kanada. Setelah melintasi perbatasan, pusaran itu bergerak jauh ke Amerika tenggara.
Polar vortex mengakibatkan suhu paling dingin dalam 20 tahun terakhir ke banyak kawasan di Amerika.
Anise Jenkin, seorang warga yang tinggal di Washington DC mengatakan, "Saya sudah mengenakan mantel, tiga sweater, dua blus dan pakain dalam khusus musim dingin, tapi saya merasa seperti tidak mengenakan apa-apa."
Cuaca sangat dingin itu juga mengejutkan pengunjung dari luar negeri. Deepak dari India mengunjungi saudaranya di New York.
"Air mata baru saja mengalir dari mata saya dan kepala saya seperti membeku," kata Deepak.
Cuaca ekstrim itu dimulai dengan sistem tekanan rendah di dekat Kutub Utara. Udara kutub itu berhembus ke selatan dengan angin kencang. Udara dingin itu melumpuhkan sebagian besar Amerika tengah, memaksa sekolah, kantor pemerintah dan bisnis tutup.
Tapi polar vortex tidak memiliki dampak yang yang sama di wilayah lain.
Camden Walker, seorang wartawan pada harian Washington Post menjelaskan, "Yang menarik, iklimnya justru lebih hangat di Alaska dan di Greenland karena ketika udara dingin di Kutub Utara dan sekitarnya terkuras, dan berhembus ke selatan, tidak ada lagi yang tersisa. Pada dasarnya ini adalah gelembung yang berhembus ke arah kami di Amerika."
Camden Walker mengatakan sistem cuaca itu bergerak dengan cepat ketika lewat tempat seperti Washington. Tapi udara dingin dan angin kencang bertahan lebih lama di Amerika tengah.
Setidaknya 20 orang tewas karena cuaca dingin se-Amerika itu. Para pakar kesehatan menganjurkan orang-orang untuk tidak berada di luar ruangan lebih dari 20 menit. Mereka memperingatkan akan frostbite atau radang dingin yang dapat menyebabkan beberapa bagian tubuh membeku.
Suhu minus 10 derajat Celcius atau lebih rendah dilaporkan terjadi di Washington, New York, Boston dan Philadelphia. Bahkan, suhu di semua atau sebagian dari 50 negara bagian sempat berada di bawah titik beku.
Pengaruh polar vortex sangatlah luas. Perusahaan penerbangan membatalkan lebih dari 11.000 penerbangan selama empat hari. Cuaca dingin juga mengganggu layanan kereta api. Di selatan, Tennessee Valley Authority mencatat rekor penggunaan energi listrik tertinggi karena pemilik rumah berjuang untuk tetap hangat dengan memasang mesin penghangat mereka pada tingkat maksimum.
Dan bukan hanya Amerika Utara yang mengalami dingin yang ekstrim. Di Samudra Pasifik, sebuah kapal penelitian Rusia terjebak dalam es selama lebih dari seminggu. Kapal Shokalskiy meninggalkan Selandia Baru pada tanggal 28 November. Kapal itu mengangkut 52 penumpang ketika terjebak. Mereka diselamatkan tanggal 2 Januari, ketika sebuah helikopter menerbangkan mereka ke sebuah kapal pemecah es Australia.
(Milagros Ardin/VOA).