Tautan-tautan Akses

Anwar Ibrahim Serukan Pemilih untuk Pilih Mahathir


Lencana bergambar mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dan mantan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim yang dikenakan seorang pendukung pada hari nominasi di Langkawi, Malaysia, 28 April 2018.
Lencana bergambar mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dan mantan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim yang dikenakan seorang pendukung pada hari nominasi di Langkawi, Malaysia, 28 April 2018.

Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, menyerukan para pemilih agar memilih Mahathir Mohammad, mantan musuh politiknya. Anwar melontarkan seruan itu kurang dari 24 jam menjelang pemilu paling panas dalam sejarah negara itu, Reuters melaporkan.

Perdana Menteri Najib Razak dengan koalisi Barisan Nasional yang sudah berkuasa selama enam dasawarsa, akan berhadapan dengan pasangan karismatik Anwar dan Mahathir, yang bersatu untuk mendepak Najib.

“Saya mendesak Anda untuk bergabung dengan gerakan rakyat untuk menuntut perubahan,” kata Anwar dalam sebuah pernyataan pada Senin (7/5) petang, dari rumah sakit di Kuala Lumpur, tempat dia menjalani pemulihan setelah operasi bahu.

Meski masih menjalani masa tahanan, Anwar telah dirawat di rumah sakit selama beberapa bulan terakhir. Dia dihukum lima tahun penjara pada 2015 karena dinyatakan bersalah melakukan sodomi. Anwar dan pendukungnya mengatakan hukuman itu bermotif politik dan dia diperkirakan akan keluar dari penjara pada 8 Juni.

Anwar, 70 tahun, memulai gerakan “Reformasi” untuk mengakhiri kekuasaan Barisan Nasional setelah dia dipecat sebagai Wakil Perdana Menteri dan dikenai hukuman penjara untuk pertama kali oleh Mahathir pada 1998.

Baca: Mahathir Merasa Masih Mampu Memimpin Malaysia

Kedua pemimpin itu berubah haluan secara dramatis pada 2016. Mereka setuju berdamai dan memadukan kekuatan untuk melengserkan Najib.

Bersatunya Anwar dan Mahathir adalah kekhawatiran terbesar partai berkuasa, kata Anwar.

“Mahathir telah membuktikan kegigihan, menerima kekurangan di masa lalu, meminta maaf dan mengorbankan energi untuk menaikkan harga diri rakyat dan negara,” kata Anwar.

Koalisi Barisan Nasional menghadapi risiko yang lebih besar dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya. Para analis mengatakan kinerja yang kurang baik bisa memicu pemberontakan internal terhadap perdana menteri berusia 64 tahun itu. [ft/au]

Recommended

XS
SM
MD
LG