Sebuah usulan undang-undang yang mengharuskan para pembuat mobil memasang alarm di kursi belakang mobil sedang diupayakan oleh para aktivis anak, yang mengatakan hal ini akan mencegah adanya kasus anak yang tewas karena ditinggalkan di dalam mobil pada cuaca yang sangat panas.
Usulan itu juga akan menyederhanakan proses hukum terhadap orang yang bertanggungjawab pada anak tersebut. Selama ini kasus-kasus yang ada memang tidak beragam, tetapi para ibu umumnya menanggung akibat hukum yang lebih besar.
Dua kasus kematian terbaru terjadi di Phoenix, Arizona, pada hari Jum’at (28/7) dan Sabtu (29/7), ketika suhu udara mencapai 98 hingga 104 derajat Fahrenheit, atau sekitar 36 hingga 40 derajat Celsius.
Lebih dari 20 kelompok-kelompok anak dan keamanan di jalan raya mendukung RUU yang diperkenalkan Senat Amerika pekan lalu untuk mencegah terjadinya kematian seperti di Phoenix itu, dengan mengharuskan adanya teknologi yang bisa memperingatkan pengemudi jika seorang anak tertinggal di kursi belakang ketika mobil dimatikan. Teknologi itu bisa berupa sensor yang mendeteksi keberadaan bayi atau anak yang duduk di kursi mobil yang menghadap ke belakang dan kemudian memberitahu pengemudi dengan cara yang sama seperti petunjuk yang mengingatkan tentang tekanan ban, pintu yang tidak tertutup sempurna, sabuk pengaman yang tidak terkunci dan lain-lain; yang selama ini menjadi standar utama keamanan berkendara.
Kids & Cars – yang sejak tahun 1990 telah melacak lebih dari 800 anak yang tewas di dalam mobil pada suhu udara sangat panas – mengatakan kasus-kasus kriminal yang terjadi sangat beragam, tetapi penyebabnya hampir sama. Ditambahkan, 90% kasus benar-benar karena kecelakaan, dimana orang dewasa yang mengemudikan kendaraan lupa dengan keberadaan anak di kursi belakang mobil. (em)