Khusus untuk Pulau Jawa, angkutan kereta api yang paling sering digunakan masyarakat untuk mudik lebaran yaitu angkutan kereta api jalur timur, yaitu jurusan yang menuju ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk itu, PT Kereta Api Daerah Operasi II Bandung mengoptimalkan angkutan kereta api ke jurusan tersebut.
Pada angkutan mudik lebaran tahun ini, PT Kereta Api juga akan memberlakukan batas toleransi kapasitas angkut yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini penambahan kapasitas penumpang kelas ekonomi akan dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas yang seharusnya. Itu dilakukan agar tidak terjadi penumpukan penumpang di dalam gerbong kereta api. Pembatasan juga dilakukan demi kenyamanan dan keselamatan penumpang. Demikian diungkapkan Humas PT Kereta Api Daerah Operasi II Bandung, Bambang Setyo Prayitno.
Ia mengatakan, “Khususnya KA (Kereta Api) ekonomi, kita membatasi hanya 50% dari kapasitas angkut yang ada. Ini kita lakukan untuk kenyamanan dan keselamatan penumpang itu sendiri. Penumpang itu tidak sama, ada orang tua yang mungkin sudah renta, ada ibu hamil, menyusui, dan bawa anak balita."
Bambang menambahkan, puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada H-3 dan H-2 lebaran. Karenanya, untuk mengantisipasi penumpukan penumpang pada puncak arus mudik tersebut, PT Kereta Api sudah menyiapkan satu rangkaian kereta api kelas ekonomi jurusan timur, yaitu Kereta Api Pasundan. Kereta api ini berkapasitas 900 tempat duduk, dengan enam gerbong. Sedangkan mengenai tiket, Bambang mengatakan, tiket angkutan mudik untuk H-2, H-3, dan H-4 lebaran telah habis terjual.
“Yang sudah mencapai okupansi 100% itu H-2, H-3, dan H-4. Jadi H-1 itu masih bergerak terus. Artinya penumpang masih leluasa untuk melakukan reservasi sampai dengan H-7 masih banyak. H-7, H-5, H-6. Apalagi hari H dan H+ pascalebaran juga masih cukup banyak," ujar Bambang.
Meski harus mengantre untuk membeli tiket sejak jauh-jauh hari, dan berdesak-desakan dengan sesama penumpang lain di stasiun saat berangkat mudik, masyarakat pengguna jasa moda transportasi kereta api tetap setia menggunakan angkutan anti macet ini.
Salam, seorang pengguna jasa kereta api mengatakan, “Kereta itu bisa dibilang cepat, nggak ada jalur macetnya. Paling hanya tiap stasiun berhenti”. Sementara pengguna lainnya, Denny mengatakan, “Kendaraan pribadi kita capek. Lama di jalan, tua di jalan.. Saya pikir nggak efisien. Pertama, biaya ya. Terus kedua, waktu."
Sementara itu, agar masyarakat tidak terjerat praktik percaloan dalam pembelian tiket, PT Kereta Api menyarankan masyarakat untuk tidak mengantre di loket pembelian tiket di stasiun, namun lebih baik memesan melalui pelayanan reservasi tiket secara online. Hal itu merupakan salah satu upaya PT Kereta Api dalam mencegah praktik percaloan. Selain itu, masyarakat juga bisa membeli tiket di Anjungan Tunai Mandiri atau ATM, dan di beberapa gerai mini market yang telah ditunjuk oleh PT Kereta Api.