Anggota kongres AS Ilhan Omar melakukan perjalanan ke Kashmir yang dikuasai Pakistan pada Kamis (21/4), dan berjanji akan mendesak Washington untuk memberi perhatian yang lebih besar pada kawasan yang masih menjadi wilayah sengketa tersebut. Kunjungan tersebut telah mengundang kecaman dari India.
“Saya rasa Kashmir dibahas sesuai kebutuhannya di Kongres dan juga dalam pemerintahan,” demikian kata Omar setelah berkunjung ke Garis Kendali militer, atau perbatasan de-facto yang memisahkan teritori Kashmir yang dikuasai Pakistan dan yang dikuasai India.
Omar berbicara kepada para reporter di Muzaffarabad, pusat pemerintahan Kashmir yang dikuasai Pakistan.
Omar adalah anggota Partai Demokrat, yang juga lahir di Somalia.
Dia melakukan perjalanan ke Islamabad untuk mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Pakistan sebelum melanjutkan perjalanannya ke Kashmir.
“Seputar isu Kashmir, kami menyelenggarakan sidang dengar di Komite Urusan Luar Negeri untuk mengkaji laporan tentang pelanggaran HAM,” kata Omar.
India membantah tuduhan melakukan pelanggaran HAM di bagian Kashmir yang dikuasainya, tetapi India mengendalikan secara ketat akses ke Kashmir untuk para pengamat luar negeri, termasuk dari PBB.
New Delhi langsung mengecam lawatan Omar itu.
“Kami mencatat bahwa dia berkunjung ke bagian dari teritori kesatuan India, yaitu yang sekarang secara ilegal diduduki Pakistan,” demikian kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Arindam Bagchi dalam sebuah konferensi pers di ibukota India.
“Yang ingin saya katakan kalau politisi seperti dia ingin mempraktikkan politik berpikiran sempit di Amerika, itu urusan dia,” katanya. “Tetapi melanggar integritas dan kedaulatan teritorial kami dalam melaksanakan pekerjaannya membuat hal ini menjadi urusan kami, dan menurut kami lawatan ini harus dikecam.”
India menguasai dua pertiga dari Kashmir yang berada di kawasan Himalaya yang mayoritas penduduknya adalah Muslim, dan Pakistan mengontrol sisanya. Kedua negara mengklaim Kashmir sebagai wilayahnya. [ps/jm]