Hasil otopsi atas gadis kecil berusia tujuh tahun yang berasal dari Guatemala dan meninggal di tahanan Patroli Perbatasan Amerika tahun lalu, menunjukkan bahwa ia menderita infeksi bakteri. Kasus kematiannya menarik perhatian dunia tentang nasib keluarga migran yang ditahan otorita Amerika di perbatasan selatan.
Kantor Pemeriksa Medis di kabupaten El Paso hari Jumat (29/3) merilis laporan temuan atas kematian Jakelin Caal Maquin, yang meninggal pada 8 Desember atau lebih dari satu hari setelah ia dan ayahnya ditangkap agen Patroli Perbatasan.
Laporan itu menyatakan bahwa jejak bakteri streptococcus ditemukan di paru-paru Jakelin, kelenjar adrenal, hati dan limpa. Otopsi itu menunjukkan ia mengalami “infeksi yang berkembang sangat cepat” dan memicu kegagalan banyak organ. Namun laporan itu tidak menentukan jenis bakteri streptococcus apa yang menulari Jakelin.
Jakelin adalah satu dari dua anak yang meninggal di dalam tahanan Patroli Perbatasan Desember lalu, memicu pertanyaan tentang praktik medis badan itu ketika jumlah keluarga migran yang berupaya menyebrangi perbatasan selatan meningkat pesat.
Badan Urusan Perlindungan Perbatasan dan Cukai CPB mengatakan tak lama setelah kematian Jakelin bahwa ia ditahan bersama ayahnya, Nery Gilberto Caal Cuz, dalam kelompok 163 migran yang menyebrang dari Meksiko pada 6 Desember sekitar jam 9 malam. Ayahnya, Caal Cuz, menandatangani pernyataan dalam formulir berbahasa Inggris bahwa Jakelin berada dalam kondisi sehat, tetapi belum jelas apakah ia memahami formulir yang ditandatanganinya atau tidak. (em)