Tautan-tautan Akses

Amnesty: Myanmar Bangun Basis Militer di Bekas Lahan Rohingya


Pengungsi Rohingya keluar dari rumah-rumahnya setelah kunjungan Presiden Joko Widodo di kamp pengungsi Jamtoli, dekat Cox's Bazar, di Bangladesh, Minggu, 28 Januari 2018.
Pengungsi Rohingya keluar dari rumah-rumahnya setelah kunjungan Presiden Joko Widodo di kamp pengungsi Jamtoli, dekat Cox's Bazar, di Bangladesh, Minggu, 28 Januari 2018.

Setelah mengusir hampir 700 ribu Muslim Rohingya keluar dari Myanmar, militer negara itu kini membangun basis-basis militer di lahan di mana sebagian dari rumah dan masjid Rohingya dulu berdiri, kata Amnesty International, Senin (12/3), dengan menyebutkan bukti baru dari gambar satelit, Reuters melaporkan.

Laporan Amnesty, Senin, sama dengan pemberitaan sebelumnya yaitu sebagian dari lebih 350 desa Rohingya, yang musnah terbakar dan sebagian bangunan yang tidak rusak di negara bagian Rakhine, kini sudah diratakan dengan tanah. Dalam satu kasus penduduk Rohingya yang masih bertahan di Myanmar diusir paksa supaya tempat mereka dijadikan basis militer.

Juru bicara pemerintah Myanmar tidak dapat dimintai keterangan. Pejabat-pejabat Myanmar mengatakan desa-desa tadi diratakan dengan tanah dan kemudian di situ dibangun perumahan baru bagi Rohingya yang pulang dari pengungsian.

Baca: Bangladesh: Myanmar Nyatakan Siap Pulangkan Pengungsi Rohingya

Myanmar telah meminta bukti jelas untuk mendukung kesimpulan PBB dan lainnya bahwa di negara bagian Rakhine telah terjadi pembersihan etnis.

November lalu Myanmar dan Bangladesh mencapai kesepakatan untuk memulangkan para pengungsi Rohingya. Myanmar mengatakan perumahan sementara sudah siap untuk menampung pengungsi yang pulang, tetapi proses pemulangan belum dimulai.

Amnesty International mengatakan, perubahan yang dilakukan Myanmar di daerah Rohingya dulu tinggal tampaknya dirancang untuk menampung lebih banyak alat keamanan dan penduduk bukan Rohingya sehingga bisa mencegah Rohingya setuju untuk pulang. [ka/al]

XS
SM
MD
LG