Presiden Joe Biden pada Senin (17/5) mengatakan Amerika Serikat akan mengirimkan tambahan 20 juta dosis vaksin COVID-19 ke luar negeri pada akhir Juni. Hal ini dilakukan sebagai langkah negaranya untuk membantu dunia melawan pandemi virus corona.
“Kita harus membantu melawan penyakit ini di seluruh dunia sehingga kita merasa aman di dalam negeri dan tentunya sebagai tindakan yang baik untuk membantu sesama,” kata Biden saat berpidato di Ruang Timur Gedung Putih.
Untuk pertama kalinya, pengiriman ke luar negeri ini termasuk vaksin yang juga digunakan di dalam negeri karena pasokan mulai berlimpah dibandingkan permintaan.
Dua puluh juta dosis vaksin dari Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson ini merupakan tambahan dari 60 juta dosis vaksin AstraZeneca yang sudah direncanakan Biden untuk dikirim ke negara-negara lain.
“Ini berarti, dalam enam minggu ke depan, Amerika Serikat akan mengirimkan 80 juta dosis vaksin ke luar negeri,” kata Presiden. “Jumlah itu mewakili 13 persen dari vaksin yang diproduksi di Amerika Serikat hingga akhir Juni.”
Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki, di jumpa pers harian pada Senin (17/5), saat dia menyampaikan tinjauan pendahuluan dari pengumuman Biden, mengatakan “Jumlah ini lima kali lipat lebih banyak dari dosis yang biasanya disumbangkan oleh negara-negara lain.”
Menjawab pertanyaan wartawan tentang negara mana saja yang akan menerima vaksin dari Amerika tersebut, Psaki mengatakan, “Kami akan mengumumkan kriterianya dalam beberapa hari ke depan.”
Sejauh ini, Amerika Serikat sudah mengirimkan sekitar 4,5 juta dosis vaksin AstraZeneca ke negara tetangganya, Kanada dan Meksiko.
“Semakin cepat Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya mengembangkan strategi koordinasi untuk memberikan vaksin kepada negara-negara yang paling rentan, semakin cepat pula upaya kita dalam menghentikan pandemi ini,” kata Tom Hart, penjabat CEO dari Kampanye "The One", organisasi global yang berdedikasi untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem dan penyakit yang dapat dicegah.
Reaksi yang sama tentang pengumuman Biden disampaikan oleh Kepala Proyek Kesehatan dari Project HOPE, sebuah LSM Internasional yang bergerak di bidang kesehatan. [er/ft]