Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat (Department of Health and Human Services/HHS) pada Jumat (17/1) mengumumkan menggelontorkan dana sebesar $590 juta atau sekitar Rp15,56 triliun kepada Moderna guna mempercepat pengembangan vaksin mRNA untuk influenza, termasuk vaksin flu burung. Pengalokasian dana itu diberikan di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap potensi pandemi baru, kata sejumlah pejabat departemen.
Pendanaan tersebut akan membantu Moderna "meningkatkan kemampuan platform mRNA sehingga Amerika lebih siap untuk menanggapi penyakit menular baru lainnya," kata HHS dalam sebuah pernyataan.
Alokasi dana tersebut akan "memungkinkan Moderna untuk mempercepat pengembangan vaksin influenza mRNA H5N1 yang sangat cocok dengan strain yang saat ini beredar pada sapi dan burung."
Bantuan itu diberikan di luar dari $176 juta yang diberikan Moderna pada Juli 2024.
Dan pada Kamis pemerintah Amerika mengumumkan pendanaan baru sebesar $211 juta untuk konsorsium laboratorium swasta dan publik untuk mengembangkan vaksin messenger RNA (mRNA) melawan ancaman biologis yang muncul.
Varian flu burung sebelumnya tidak dapat diprediksi dan berbahaya bagi manusia.
"Itulah sebabnya respons ini menjadi prioritas utama bagi Pemerintahan Biden-Harris dan HHS," kata sekretaris departemen, Xavier Becerra.
Virus H5N1 umum ditemukan pada burung liar dan hewan lainnya. Meskipun belum ditemukan secara meyakinkan penyebarannya dari orang ke orang, jumlah flu burung yang beredar di antara hewan dan manusia cukup mengkhawatirkan kalangan ilmuwan.
Banyak ahli khawatir bahwa H5N1, ditambah dengan flu musiman, dapat bermutasi menjadi bentuk yang lebih menular dan memicu pandemi yang mematikan.
Sejauh ini, 67 orang di Amerika Serikat terinfeksi flu burung sejak wabah dimulai tahun lalu.
Kematian pertama akibat wabah di Amerika tercatat awal bulan ini, seorang pria tua di Louisiana. [ah/ft]
Forum