Tautan-tautan Akses

Amerika Kecam Penembakan Supir WHO di Myanmar


Anggota Palang Merah Myanmar mengevakuasi jenazah supir kendaraan PBB yang diserang saat mengantar sampel tes virus corona di Sittwe, negara bagian Rakhine, 21 April 2020.
Anggota Palang Merah Myanmar mengevakuasi jenazah supir kendaraan PBB yang diserang saat mengantar sampel tes virus corona di Sittwe, negara bagian Rakhine, 21 April 2020.

Departemen Luar Negeri Amerika, Rabu (22/4), mengutuk serangan fatal terhadap sebuah mobil PBB di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Serangan terhadap mobil milik Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yang menewaskan supir dan melukai satu orang lainnya itu terjadi pada Senin (20/4). Saat itu, mereka sedang mengantarkan sampel uji medis dari orang yang diduga terjangkit Covid-19 ke Laboratorium Kesehatan Nasional di Yangon, ibu kota Myanmar.

“Kami memahami bahwa kedua warga Myanmar ini sedang bekerja melawan pandemi Covid-19 ketika mereka diserang,” ujar Morgan Ortagus, juru bicara Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan tertulis, Rabu (22/4).

“Tindakan mengerikan ini merusak upaya melindungi warga yang rentan di Myanmar dan kembali menyoroti pentingnya tindakan menghentikan pertempuran di negara bagian Rakhine. Tindakan ini juga mengganggu upaya untuk menghentikan perebakan virus mematikan ini," imbuhnya.

"Kami mendesak otoritas Myanmar untuk menyelidiki insiden ini dan menyeret pelakunya ke muka hukum. Pekerja kesehatan dan kemanusiaan di seluruh dunia harus dapat bekerja tanpa ancaman aksi kekerasan, dan kita sangat membutuhkan hal ini sekarang.”

Menurut pernyataan pemerintah Myanmar, supir WHO, Pyae Sone Win Maung, meninggal pada Selasa (21/4) pagi di Minbya. Kota itu merupakan kawasan yang dilanda pertempuran antara militer Myanmar dan Tentara Arakan (AA) yang oleh pemerintah Myanmar pada Maret lalu dinyatakan sebagai organisasi teroris.

Tentara Arakan (AA) yang didirikan oleh sekelompok warga Budha di negara bagian Rakhine pada tahun 2009 itu bertunjukan memiliki pemerintahan sendiri, dan AA telah melawan pasukan pemerintah secara sporadis sejak sejak akhir 2018 lalu dan terus meningkat akhir-akhir ini.

Juru bicara militer, Selasa (21/4), mengatakan kepada VOA bahwa tidak ada pernyataan tentang insiden pada Senin (20/4) itu, tetapi sejalan dengan pernyataan pemerintah Myanmar, militer menilai AA yang melakukan aksi tersebut. [em/pp]

Recommended

XS
SM
MD
LG