Perwira angkatan udara Amerika, Rusia, dan Kanada menyatakan latihan militer mereka yang baru selesai, sukses.
Rusia bergabung dengan Komando Pertahanan Udara Amerika Utara (NORAD) untuk melakukan latihan tiga hari yang dinamakan “Vigilant Eagle.” NORAD mengatakan latihan tersebut dirancang untuk menegakkan proses komunikasi yang jelas supaya ketiga pihak dapat bekerjasama menindaki terorisme udara.
Dalam latihan perang ini, mereka berlatih berdasarkan skenario bahwa pesawat jet Amerika dibajak di angkasa samudera Pasifik. Pilotnya memberitahu para pejabat di darat. Pesawat Amerika dan Kanada lalu melacak pesawat yang dibajak itu dan menyerahkan pengejaran kepada pesawat tempur Rusia, ketika pembajakan simulasi ini mendekati wilayah Rusia.
Rute pembajakan kemudian dibalikkan keesokan harinya.
Letnan Kolonel Amerika John Oberst menyebut latihan ini sebagai tonggak sejarah. Ia mengatakan Angkatan Udara Amerika sangat ingin turut dalam usaha melindungi perbatasan.
Kolonel Rusia Alexander Vasilyev mengatakan terorisme merugikan semua negara dan oleh karena itu, Rusia harus berperan aktif dalam turut memerangi aksi teror.