DPR Ukraina telah memangkas kekuasaan Presiden Viktor Yanukovich dan memutuskan untuk membebaskan saingannya, bekas Perdana Menteri Yulia Tymoshenko dari penjara. Pemerintah Amerika menyambut pembebasan Tymoshenko itu.
Demonstran kemarin telah mengambil-alih ibukota Kyiv dan menduduki kantor presiden, dan DPR memutuskan untuk memecatnya dan mengadakan pemilihan umum dini. Yanukovich menyebut keputusan itu sebagai kudeta dan ia tidak akan mundur.
Tymoshenko mendapat sambutan layaknyai pahlawan ketika berbicara di depan demonstran di kota Kyiv hari Sabtu, dan mendesak mereka melanjutkan perjuangan.
Pembebasan Tymoshenko adalah bagian dari perjanjian untuk mengakhiri aksi-aksi kekerasan yang telah berlangsung berminggu-minggu. Pendukung Tymoshenko mengatakan bekas perdana menteri itu dihukum sebagai pembalasan politik oleh Presiden Viktor Yanukovich.
Yanukovich, yang melarikan diri dari ibukota Kyiv ke kota Kharkiv di bagian timur mengatakan keputusan DPR itu tidak sah, dan berkeras ia tidak akan mengundurkan diri atau meninggalkan Ukraina.
Tapi kini Yanukovich telah kehilangan hampir semua kekuasaannya. Kabinetnya sendiri berjanji akan mendukung pemerintahan baru, polisi mengatakan akan mendukung oposisi dan tentara mengatakan tidak akan ikut campur dalam konflik itu.
Ukraina terpecah antara penduduk di bagian timur yang lebih suka punya hubungan dekat dengan Rusia, dan penduduk di bagian barat yang cenderung ke Uni Eropa.
Demonstran kemarin telah mengambil-alih ibukota Kyiv dan menduduki kantor presiden, dan DPR memutuskan untuk memecatnya dan mengadakan pemilihan umum dini. Yanukovich menyebut keputusan itu sebagai kudeta dan ia tidak akan mundur.
Tymoshenko mendapat sambutan layaknyai pahlawan ketika berbicara di depan demonstran di kota Kyiv hari Sabtu, dan mendesak mereka melanjutkan perjuangan.
Pembebasan Tymoshenko adalah bagian dari perjanjian untuk mengakhiri aksi-aksi kekerasan yang telah berlangsung berminggu-minggu. Pendukung Tymoshenko mengatakan bekas perdana menteri itu dihukum sebagai pembalasan politik oleh Presiden Viktor Yanukovich.
Yanukovich, yang melarikan diri dari ibukota Kyiv ke kota Kharkiv di bagian timur mengatakan keputusan DPR itu tidak sah, dan berkeras ia tidak akan mengundurkan diri atau meninggalkan Ukraina.
Tapi kini Yanukovich telah kehilangan hampir semua kekuasaannya. Kabinetnya sendiri berjanji akan mendukung pemerintahan baru, polisi mengatakan akan mendukung oposisi dan tentara mengatakan tidak akan ikut campur dalam konflik itu.
Ukraina terpecah antara penduduk di bagian timur yang lebih suka punya hubungan dekat dengan Rusia, dan penduduk di bagian barat yang cenderung ke Uni Eropa.
