Peristiwa di mana seorang pria dilempari batu sampai mati setelah dituduh melakukan penistaan agama di wilayah barat laut Nigeria memicu kemarahaan kelompok-kelompok hak asasi manusia pada hari Senin (26/6), kata pihak berwenang dan aktivis. Mereka khawatir akan meningkatnya ancaman terhadap kebebasan beragama di wilayah tersebut.
Usman Buda, seorang tukang daging, dibunuh pada hari Minggu (25/6) di distrik Gwandu, negara bagian Sokoto, setelah “diduga menistakan Rasulullah Muhammad” dalam sebuah pertikaian dengan seorang pedagang lainnya di pasar, kata juru bicara kepolisian, Ahmad Rufa’i, pada Minggu (25/6) malam.
Warga membagikan video yang tampaknya berasal dari lokasi kejadian, yang menunjukkan segerombolan massa – termasuk anak-anak – melempari Buda dengan batu sambil mengutuknya.
Rufa’i mengatakan, tim polisi dikerahkan ke lokasi, namun saat mereka tiba, “gerombolan itu melarikan diri dari lokasi dan meninggalkan korban dalam keadaan tak sadarkan diri.” Korban kemudian dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Pendidikan Usmanu Danfodiyo di Sokoto, kata Rufa’i.
Pembunuhan itu merupakan serangan terbaru yang menurut para pegiat HAM telah mengancam kebebasan beragama di daerah Nigeria utara, yang mayoritas berpenduduk muslim.
Kantor Amnesty International Nigeria mengatakan, kegagalan untuk menjamin keadilan dalam kasus serupa akan mendorong terjadinya lebih banyak pembunuhan di luar proses hukum. “Pemerintah tidak menangani masalah ini dengan serius dan itu harus diubah,” kata Isa Sanusi, direktur sementara Amnesty International Nigeria.
Gubernur Sokoto Ahmed Aliyu mengatakan bahwa warga tidak semestinya main hakim sendiri. Namun ia juga memperingatkan bahwa pemerintahnya akan “menangani dengan tegas” siapa pun yang dinyatakan bersalah melakukan penistaan agama.
“Warga Sokoto sangat menghormati dan menjunjung tinggi Nabi Muhammad… Oleh sebab itu, seluruh warga harus menghormati dan melindungi martabat dan kepribadiannya,” kata juru bicaranya, Abubakar Bawa.
Banyak di antara orang-orang yang dituduh melakukan penistaan agama bahkan tidak sampai ke meja hijau. Tahun lalu, seorang pelajar di Sokoto dipukuli dan dibakar sampai mati setelah diduga menistakan agama, demikian juga seorang laki-laki yang dibunuh dan dibakar dengan alasan serupa di ibu kota Abuja, yang sama-sama terletak di Nigeria utara.
Polisi di Sokoto mengaku telah membuka penyelidikan atas insiden terbaru, namun penangkapan jarang dilakukan dalam kasus seperti itu.
“Bahkan ketika penangkapan dilakukan, terdapat dugaan serius bahwa mereka yang ditangkap kemudian dibebaskan atau seluruh kasusnya terancam. Ini sangat berbahaya, dan ini menunjukkan bahwa pihak berwenang Nigeria secara sengaja tidak berniat melakukan hal yang benar untuk memperbaiki situasi berbahaya ini,” tambah Sanusi. [rd/jm]
Forum