Aliran listrik kembali pulih di Caracas sementara lima negara bagian di Venezuela mulai mengalami hal yang sama pada hari Selasa (23/7), jelas seorang pejabat pemerintah. Sebelumnya negara di Amerika Selatan itu mengalami pemadaman para hari Senin (22/7).
Pemadaman listrik terbaru yang dialami Venezuela terjadi pada Senin sore, menyebabkan kemacetan lalu lintas yang meluas dan memaksa orang-orang berjalan kaki karena terhentinya sistem kereta api di negara itu.
Rakyat Venezuela juga tidak mendapat akses ke air leding dan mengalami kesulitan membeli bahan makanan, karena kartu kredit dan ATM tidak dapat digunakan.
Netblocks, orgnanisasi yang memantau penggunaan Internet di seluruh dunia, menyatakan, konektivitas Internet turun menjadi enam persen di Venezuela.
Setelah pemadaman listrik, pemerintah menuding ada tindakan jahat, seraya mengklaim bahwa serangan elektromagnetik telah menghantam sebuah pembangkit listrik tenaga air.
Melalui cuitan di Twitter, Presiden Nicolas Maduro menyebut pemadaman itu sebagai “serangan kriminal baru terhadap ketenangan dan kedamaian di tanah air.”
Namun oposisi politik berpendapat bahwa pemadaman itu disebabkan oleh kegagalan pemerintah.
“Mereka berusaha menyembunyikan tragedi dengan mencatu listrik di seantero negeri, tetapi kegagalan ini jelas: mereka menghancurkan sistem kelistrikan dan tidak memiki jawabatannya,” tulis pemimpin oposisi Juan Guaido melalui Twitter. “Rakyat Venezuela tidak akan terbiasa dengan bencana ini,” lanjutnya.
Pada Maret lalu, Venezuela mengalami pemadaman serupa yang berdampak bagi seluruh 23 negara bagian di negara itu. Pemadaman kerap terjadi di beberapa kawasan di negara itu.
Dalam beberapa tahun belakangan, Venezuela mengalami pergolakan ekonomi dan politik yang berlarut-larut. Negara itu mengalami inflasi tinggi dan berbagai kelangkaan yang meluas.
Guaido menyatakan diri sebagai presiden pada Januari lalu, menerima dukungan dari 50 lebih negara tetapi mengalami kesulitan dalam upayanya menggulingkan Maduro. [uh/ab]