Perbankan dan bisnis-bisnis lain di berbagai penjuru India terpukul, Rabu (8/1) sewaktu jutaan pekerja melakukan aksi mogok menentang kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah nasionalis Hindu, khususnya rencana penjualan beberapa perusahaan milik pemerintah, termasuk Air India.
Para pemrotes berpawai di jalan-jalan di New Delhi dan beberapa ibukota negara bagian sebagai tanggapan terhadap seruan mogok yang disampaikan 10 serikat pekerja.
Lalu lintas jalan dan kereta juga terganggu di negara-negara bagian Assam, Benggala Barat dan Kerala, di mana para pekerja menggelar protes jalanan dan memblokir jalur-jalur kereta, kata kantor berita Press Trust of India.
Amarjeet Kaur, pemimpin serikat pekerja, mengatakan para pekerja menentang rencana penjualan sumber-sumber daya alam dan aset-aset pemerintah. Ia sesumbar, 90 hingga 100 persen pekerja bergabung dalam aksi mogok yang berlangsung di 16 negara bagian itu.
Serikat-serikat pekerja mengatakan, ratusan ribu orang akan kehilangan pekerjaaan jika pemerintah melanjutkan rencananya untuk menjual perusahaan-perusahaan seperti Air India, Bharat Petroleum Corporation, Shipping Corporation of India dan Container Corporation of India.
Pemerintah India mengatakan, rencana untuk menjual perusahaan-perusahaan tersebut semata karena mereka terus merugi selama bertahun-tahun. Pemerintah juga ingin meningkatkan pendapatan sementara bersiap memperkenalkan anggaran federal tahun 2020-2021 pada 1 Februari.
Pemerintah Federal memperingatkan para pekerja tidak akan menerima upah untuk hari Rabu (8/1) juga mereka meneruskan aksi mogok itu. [ab/uh]