Aisyiah yang merupakan sayap organisasi perempuan Muhammadiyah, memimpikan proses politik penuh harapan menjelang pemilihan presiden dan anggota legislatif tahun depan. Proses itu hanya bisa diwujudkan, oleh kelompok politisi yang memahami bahwa kehadiran mereka harus menjadi panutan bagi masyarakat.
Ketua Pimpinan Pusat Aisyiah, Siti Noordjannah Djohantini menyampaikan hal itu di Yogyakarta, Kamis (30/8) siang, usai menerima kunjungan calon wakil presiden Sandiaga Uno. Pasangan Prabowo Subianto dalam Pilpres tahun depan itu, sepanjang hari Kamis berkunjung ke sejumlah tokoh dan titik aktivitas masyarakat di Yogyakarta.
Siti Noordjannah mengatakan, secara khusus dia berharap politisi mampu mempraktikkan cara-cara bersih dan baik, demi kepentingan bangsa.
“Aisyiah tidak menginginkan perkembangan politik di Indonesia ditandai dengan hal-hal yang tidak memberi harapan bagi semua, termasuk cara-cara berpolitik kasar, ada kekerasan, tidak mengedepankan akhlak dan keadaban. Karena semua proses ini dilihat oleh seluruh masyarakat. Mari kedepankan hal-hal yang bersifat lebih subtantif. Memberikan program-program, mencerdaskan, memberikan pendidikan politik, untuk semuanya,” harap Noordjannah.
Aisyiah meyakini, tugas pemimpin antara lain adalah memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Pada sisi yang lain, masyarakat pemilih saat ini cukup cerdas sehingga diyakini tidak akan tergiur oleh janji-janji saja.
Dengan proses yang bersih, Aisyiah meyakini pilpres dan pileg akan berlangsung damai, jujur, dan sehat. Masyarakat juga harus bisa menjalankan proses itu dalam suasana kegembiraan. Khusus bagi anak muda atau generasi milenial, ajang ini harus mampu menghadirkan harapan positif.
“Aisyiah juga memberi masukan agar program terkait pemberdayaan perempuan, kesehatan dan pendidikan memperoleh perhatian yang lebih ke depan,” tambah Siti Noordjannah.
Sebagai organisasi pemberdayaan perempuan di lingkup Muhammadiyah, Siti Noordjannah memastikan Aisyiah tidak berpolitik praktis. Seluruh anggotanya diberi kelelulasaan untuk memilih sesuai hati nurani dan harapan yang dimiliki. Pengurus Aisyiah yang menjadi tim sukses atau terlibat langsung dalam proses politik, bahkan diwajibkan untuk non aktif.
Aisyiyah didirikan di Yogyakarta, 19 Mei 1917 oleh Nyai Ahmad Dahlan dan kini memiliki sekitar 20 juta anggota. Saat ini Aisyiyah memiliki 34 Pimpinan Wilayah di setiap Propinsi dengan 370 Pimpinan Daerah setingkat kabupaten dan hampir 7.000 pengurus tingkat desa.
Fokus gerakan Aisyiah adakah pemberdayaan perempuan, dengan amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Aisyiah memiliki 4.560 lembaga pendidikan mulai Kelompok Bermain, Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-Kanak, Tempat Penitipan Anak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan sejenisnya. Di bidang Kesehatan, mereka memiliki rumah sakit, rumah bersalin, badan kesehatan ibu dan anak, balai pengobatan dan posyandu sebanyak 280 buah di seluruh Indonesia.
Sandiaga Uno sendiri mengaku dapat menerima masukan-masukan yang diberikan Aisyiah. Sejumlah agenda program yang diusungnya memiliki persamaan, seperti pemberdayaan perempuan, kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi secara khusus bagi generasi muda.
Sandiaga juga secara khusus mengomentari momen pelukan antara Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto dalam ajang Asian Games hari Rabu sore. Dia berharap, peristiwa itu membawa kesejukan di kalangan masyarakat.
“Saya sangat bergembira sekali mendapat masukan agar kontestasi ini penuh kedamaian, sejuk, teduh dan saling menghargai. Kontestasi ini harus memberikan harapan, harapan bahwa bangsa ini akan lebih baik ke depan. Yang luar biasa, Pak Jokowi dan Pak Prabowo berpelukan kemarin, itu adalah salah satu contoh bahwa pimpinan kita itu sejuk, teduh. Jadi yang di bawahnya juga harusnya, menyikapi itu dengan penuh kegembiraan,” tukas Sandi.
Sandi dan Siti Noordjannah sama-sama meyakinkan wartawan bahwa pertemuan tersebut tidak membicarakan persoalan politik. Aisyiah sejak awal telah memutuskan diri untuk tidak terlibat politik praktis, dan menyerahkan pilihan di bilik suara langsung ke setiap anggotanya. [ns/ab]