Tautan-tautan Akses

Ahli Bedah Rancang Lampu Senter Kepala Murah


Seorang dokter dengan lampu senter kepala sedang merawat seorang pasien di rumah sakit di San Bartolo Ameyalco, di luar Mexico City, 21 Mei 2014.
Seorang dokter dengan lampu senter kepala sedang merawat seorang pasien di rumah sakit di San Bartolo Ameyalco, di luar Mexico City, 21 Mei 2014.

Kegiatan pembedahan di negara-negara miskin sering menjadi situasi yang berbahaya jika mengalami mati listrik, seperti yang sering terjadi.

Melihat situasi tersebut, sekelompok dokter yang bekerja sama dengan organisasi amal, Lifebox, bersama-sama merancang lampu senter kepala murah untuk digunakan para dokter di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, “dimana pemadaman listrik sering mengganggu, berbahaya dan sudah jamak,” tulis grup tersebut dalam publikasi, JAMA Surgery.

Jika mereka dapat menemukan mitra produsen untuk bekerja sama, lampu tersebut bisa segera tersedia pada 2019, kata penulis utama, Dr. Thomas Weiser, seorang profesor bedah di bagian trauma dan perawatan kritis di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford.

“Pengalaman kami adalah ketika kami bekerja di negara-negara di mana pencahayaan menjadi sebuah masalah, ahli bedah harus punya solusi,” kata Wiser seperti yang dikutip oleh Reuters.

“Sebagian besar akan menggunakan senter atau lampu ponsel atau mencari beberapa jenis pengganti sementara lainnya, sebagai alat darurat,” papar Wiser.

Bahkan ketika sebuah rumah sakit memiliki generator cadangan, dibutuhkan waktu 10 menit untuk kembali memulihkan listrik, kata Weiser. “Jelas ini adalah masalah keamanan yang sangat besar,” kata Wiser menambahkan.

Para dokter bedah sedang melakukan tindakan pembedahan di Klinik Swasta Rochelle, di Abidjan, 14 Oktober 2017.
Para dokter bedah sedang melakukan tindakan pembedahan di Klinik Swasta Rochelle, di Abidjan, 14 Oktober 2017.

Bahkan ketika listrik sudah menyala, pencahayaan di atas kepala tidak cukup, kata Wiser. “Di Amerika Serikat banyak ahli bedah memakai lampu senter kepala saat mereka melakuka operasi. Di dalam rongga tubuh, Anda ingin bisa melihat ke bawah lubang dan dapat melihat dengan jelas."

Ketersediaan cahaya yang memadai untuk kegiatan pembedahan bisa berdampak besar pada keselamatan pasien di negara-negara miskin, di mana lebih dari 125 juta operasi dilakukan setiap tahunnya, menurut catatan para peneliti. Di tempat-tempat ini, sebanyak 30 persen pasokan listrik di fasilitas-fasilitas pembedahan tidak dapat diandalkan karena pemadaman listrik.

Weiser dan rekan penulisnya memperkirakan bahwa setidaknya terdapat 24 juta pasien setiap tahunnya berisiko terkena bahaya dari hilangnya pencahayaan selama operasi.

Kebutuhannya jelas: 80 persen ahli bedah di negara bepenghasilan rendah dan menengah telah melaporkan bahwa pencahayaan mereka saat ini berisiko terhadap keselamatan pasien dan 18 persen mengatakan mereka memiliki pengetahuan langsung tentang pasien yang dirugikan karena pencahayaan bedah yang buruk, tulis tim tersebutm, seperti dikutip dari Reuters.

Untuk mengembangkan beberapa spesifikasi lampu bedah yang akan berguna dan terjangkau bagi para ahli bedah di negara-negara miskin, Weiser dan rekannya pertama kali membeli delapan lampu LED yang saat ini sedang dijual di pasaran.

Mereka mengukur intensitas pencahayaan sekitar 16 inci dari sumber cahaya dan menguji intensitas cahaya maksimum dan minimun yang dapat diterima dalam kondisi di mana tidak ada cahaya lain, cahaya sekitar, dan cahaya atas, di di tiga rumah sakit di Ethiopia dan satu di AS.

Dengan data dan umpan balik dari ahli bedah yang berpartisipasi dalam tes, kelompok itu datang dengan satu set spesifikasi untuk cahaya bedah yang ideal.

“Sangat bagus untuk fokus pada inti satu ini yang dapat mengubah keamanan operasi,” kata Dr. Rochelle Dicker, wakil ketua perawatan bedah kritis di Universitas California, Los Angeles.

Sebuah lampu seperti yang Weiser dan rekannya telah rancang akan diterima oleh para ahli bedah di negara berpenghasilan rendah dan menengah, kata Dicker. “Saya tahu rekan-rekan saya di Uganda bahwa saya telah bekerja sama selama 12 tahun. Mereka akan sangat senang untuk bisa bekerja sama dengan mereka.” [vp/ft]

XS
SM
MD
LG