Menteri Keamanan Rakyat Jose Binoua hari Rabu (4/9) mengatakan, operasi itu merupakan tanggapan terhadap lonjakan perampokan, pencurian mobil, perkosaan dan pembunuhan yang sebagian besar dipersalahkan pada para anggota gerakan pemberontak Seleka.
Binoua mengatakan akan melucuti senjata pemberontak yang tinggal di bagian-bagian ibukota, Bangui, di luar enam barak militer yang ditunjuk. Ia mengatakan setiap anggota Seleka yang membawa senjata di luar daerah-daerah tersebut harus menyerahkan senjata mereka di lokasi yang ditunjuk.
Ia juga mengatakan batas kota Bangui akan ditutup bagi mobil selama operasi itu, yang direncanakan akan berlangsung sekitar 10 hari.
Operasi itu dilakukan oleh polisi di bawah pengawasan para perwira pasukan Seleka dan angkatan bersenjata CAR.
Seleka hanya punya sedikit kekuatan di Republik Afrika Tengah sejak menggulingkan Presiden Francois Bozize tanggal 24 Maret lalu. Kampanye perlucutan senjata dua bulan yang dipimpin oleh kekuatan regional Afrika FOMAC hanya berdampak kecil, dan masih terlihat orang-orang dengan bebas membawa senjata.
Pekan lalu, badan pengungsi PBB melaporkan beberapa ribu warga sipil mengungsi di bandara Bangui untuk menghindari penjarahan dan kekerasan di lingkungan mereka.
Binoua mengatakan akan melucuti senjata pemberontak yang tinggal di bagian-bagian ibukota, Bangui, di luar enam barak militer yang ditunjuk. Ia mengatakan setiap anggota Seleka yang membawa senjata di luar daerah-daerah tersebut harus menyerahkan senjata mereka di lokasi yang ditunjuk.
Ia juga mengatakan batas kota Bangui akan ditutup bagi mobil selama operasi itu, yang direncanakan akan berlangsung sekitar 10 hari.
Operasi itu dilakukan oleh polisi di bawah pengawasan para perwira pasukan Seleka dan angkatan bersenjata CAR.
Seleka hanya punya sedikit kekuatan di Republik Afrika Tengah sejak menggulingkan Presiden Francois Bozize tanggal 24 Maret lalu. Kampanye perlucutan senjata dua bulan yang dipimpin oleh kekuatan regional Afrika FOMAC hanya berdampak kecil, dan masih terlihat orang-orang dengan bebas membawa senjata.
Pekan lalu, badan pengungsi PBB melaporkan beberapa ribu warga sipil mengungsi di bandara Bangui untuk menghindari penjarahan dan kekerasan di lingkungan mereka.